GELORA.CO - Polri akan menanggung seluruh biaya pengobatan mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri Kompol Aditia Mulya Ramdhani yang menjadi korban pengeroyokan brutal saat melerai dua kelompok silat. Istri Kompol Aditia, Dewi Setiawati bersyukur atas bantuan itu.
Dewi mengatakan siang ini dirinya dihubungi langsung oleh Staf Pribadi Pimpinan (Spripim) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dewi mengatakan semua pengobatan suaminya akan ditanggung oleh Polri.
"Langsung sama Bapak Kapolri, apa... Untuk segala pembiayaan suami saya akan ditanggung oleh Polri, seperti itu," kata Dewi kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).
"Kebetulan (ditelepon) sama Spripim beliau langsung disampaikan bahwa segala pembiayaan suami saya akan ditanggung oleh Polri," sambungnya.
Dewi mengatakan semua treatment Kompol Aditia akan ditanggung Polri. Baik perawatan yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri. Ini bentuk kepedulian Jenderal Sigit dan Juliati Sigit Prabowo selaku Ketua Bhayangkari.
"Itu bukan masalah pindah rumah sakit, tetapi pembiayaan segala treatment suami saya akan ditanggung oleh Polri, mau di sini mau di luar negeri pun akan ditanggung oleh Polri," kata dia.
Dewi mengucapkan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dewi sebelumnya sempat merasa bingung mengenai biaya pengobatan tersebut.
"Pastinya saya bahagia ya. Saya terima kasih sekali sama Polri, ya itu aja. Kemarin saya sempat berpikir bahwa ini setelah ini kita mau dibawa ke mana, suami saya itu. Tapi Alhamdulillah ternyata Pak Kapolri seperti itu, jadi Alhamdulillah saya senang sekali," jelasnya.
Dewi juga mengungkap kondisi Kompol Aditia saat ini. Dia mengatakan Kompol Aditia belum bisa merespons pembicaraan dan kontak mata.
"Sebetulnya kondisi badan bagus ya, suami saya itu kan kerusakannya di otak. Otak itu kan kita tahu bahwa salah satu organ tubuh manusia yang tidak bisa diperbaiki adalah otak. Memang suami saya belum bisa ngerespons apapun, kontak mata belum. Tapi badan sehat," jelasnya.
Lebih lanjut, Dewi berharap agar suaminya lekas sembuh. Sehingga bisa mengenali dia dan anaknya.
"Ya setidaknya sehat dulu lah suami saya. Bisa tahu ini saya istrinya, ini anaknya," kata dia.
Kompol Aditia merupakan korban pengeroyokan saat melerai dua kelompok silat di Wonogiri, Jawa Tengah pada 8 Mei 2019. Saat insiden itu terjadi, Kompol Aditia menjabat Kasat Reskrim Polres Wonogiri.
Saat itu, sekelompok orang tengah berkonvoi dan hendak merusak tugu bersimbol perguruan silat. Namun Aditia ketika itu sedang menyamar dan terpisah dari pasukannya. Dia pun menjadi sasaran massa.
Atas insiden ini, Aditia pun mengalami luka berat di bagian kepalanya, tepatnya belakang telinga. Luka tersebut dialami saat para tersangka menganiaya menggunakan kayu, bambu, dan tangan kosong.
Saking parahnya kondisi Kompol Aditia, perawatan yang semula di RS Oen Solobaru langsung diterbangkan menuju Singapura untuk mendapatkan perawatan di Singapore General Hospital (SGH).
Selama dua tahun ini, Kompol Aditia hanya terbaring di tempat tidur. Dewi mengatakan keluarga masih berupaya melakukan pengobatan terhadap Kompol Aditia.
Salah satunya dengan menjalani terapi stem cell di Rumah Sakit Islam Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah. Dewi menjelaskan di RS tersebut terdapat laboratorium stem cell yang bisa digunakan untuk pengobatan suaminya.
"Suami saya belum bisa kontak mata ataupun merespons sesuatu dengan baik. Kami sedang mengupayakan stem cell yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Unisula (Universitas Islam Sultan Agung), Semarang, karena laboratorium stem cell-nya ada di sana," kata Dewi kepada wartawan, Jumat (5/2).(dtk)