GELORA.CO - Presiden Joe Biden mengaku bahwa ia telah membaca laporan Intelijen AS mengenai pembunuhan Jamal Khashoggi di mana dalam laporan itu disebutkan adanya keterlibatan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS).
Di depan wartawan, Biden mengatakan bahwa ia berharap dapat segera berbicara segera dengan Raja Salman (85 tahun), ayah dari MBS, yang juga merupakan penguasa de facto Arab Saudi.
Laporan itu sendiri sedang disiapkan untuk dirilis pada Kamis (25/2) waktu setempat yang akan memaparkan secara rinci keterkaitan MBS yang menyetujui dan kemungkinan memerintahkan pembunuhan Khashoggi, jurnalis Washington Post yang mengkritik kebijakan putra mahkota dalam kolom tulisannya, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/2).
Rilis laporan itu adalah bagian dari kebijakan Biden untuk menyelaraskan kembali hubungan dengan Arab Saudi.
Sementara Biden sedang menyusun rencana untuk dapat kembali melakukan kontaknya dengan raja, pejabat AS lainnya telah melakukan hal yang sama terhadap pejabat Saudi di berbagai tingkatan.
"Kami telah berhubungan dengan para pejabat Saudi di berbagai tingkat pada minggu-minggu awal pemerintahan ini," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Jurnalis Jamal Khashoggi (59 tahun) dibunuh oleh tim yang terkait dengan putra mahkota pada 2018. Tim itu kemudian memutilasi tubuhnya. Jenazah Jamal Khashoggi belum ditemukan hingga saat ini.
Setelah sejumlah bantahan diumumkan, Arab Saudi akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam upaya ekstradisi yang gagal, tetapi pihaknya membantah keterlibatan putra mahkota.
Penyelidik hak asasi manusia PBB, Agnes Callamard, menuduh Arab Saudi melakukan 'eksekusi yang disengaja dan direncanakan' terhadap Khashoggi dan menyerukan penyelidikan lebih lanjut.
Sejak itu, hubungan AS dengan Arab Saudi yang sudah berjarak karena persoalan Yaman, semakin berjarak ketika tuduhan pembunuhan Khashoggi dialamatkan kepada MBS. Joe Biden pada saat kampanye berjanji akan menilai kembali hubungan AS dengan Arab Saudi.[rmol]