GELORA.CO - Pernyataan senior Partai Demokrat, Marzuki Alie yang menyebut Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali atas manuver politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di masa lalu menunjukkan adanya politik yang tak sehat.
Hal tersebut makin nyata ketika PDIP melalui Sekjen Hasto Kristiyanto menyerang balik dengan menganggap tudingan kecolongan tersebut mengonfirmasi adanya desain politik pencitraan ala SBY.
"Kurang sehat jika politik sakit hati dan balas dendam menjadi bagian dinamika perpolitikan di Indonesia," kata Direktur Survey and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (18/2).
Ia khawatir bila gaya politik tersebut dibiarkan, akan berdampak pada perlakuan buruk terhadap seorang kepala negara, baik saat masih menjabat maupun usai meletakkan jabatannya.
"Jangan sampai presiden disanjung ketika berkuasa, tetapi dihujat pasca lengser oleh masing-masing pendukungnya," sambung pengamat dari Universitas Jayabaya ini.
Di sisi lain, merujuk rekam jejak hubungan antara keduanya, Igor tak yakin antara Ketua Umum PDIP dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu akan rujuk dalam waktu dekat.
"Rekonsiliasi ditunjukan oleh Jokowi dan Prabowo pasca Pilpres 2019. Tetapi tidak antara Megawati dan SBY pasca Pilpres 2004, sampai sekarang," pungkasnya. (RMOL)