GELORA.CO - Pengamat politik LAWAN Institute, Muhammad Mualimin menilai perilaku Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko yang menjalankan Operasi Pembajakan Partai Demokrat mencoreng sakralitas kenegaraan.
Mualimin menyayangkan perilaku Moeldoko seperti itu. Sebab, seharusnya Moeldoko mencurahkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk mengabdi pada rakyat.
"Kalau birahi kekuasaan tak dapat ditahan, kebelet ingin jadi Presiden 2024, lebih baik Jokowi copot dan usir Moeldoko dari Istana," jelasnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/2/2021).
Menurut Mualimin, jangan sampai agenda pribadi dilancarkan memakai fasilitas yang dibiayai rakyat.
"Istana bukan tempat benalu yang tak tahu etika bernegara," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan mantan Presiden Susilo Yudhoyono menegaskan bahwa Predisen Jokowi tidak terlibat dengan gerakan itu.
"Sebenarnya Cikeas ingin berhadapan hanya dengan Moeldoko tanpa melibatkan Presiden dan PDIP," jelasnya.
Kendati demikian, sikap merendah AHY dan SBY nyatanya malah menjadi sasaran bully pendukung pemerintah.
"Mengingat diamnya Jokowi dalam gejolak Demokrat, sebenarnya AHY tidak tahu persis Presiden terlibat atau tidak. Tapi, Moeldoko mengacak-acak Demokrat," jelasnya.(*)