GELORA.CO - Partai Demokrat menanggapi terkait isu dualisme kepemimpinan yang terjadi antara Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Partai Demokrat memastikan isu tersebut hanya fintah yang dibunyikan terus-menerus.
"Jahat sekali ini mau mencoba mengadu domba Mas Ibas dan Mas AHY. Lagu lama yang tidak laku dan terus dimainkan," kata Kepala Barkomstra DPP Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterangannya, Jumat (26/2/2021).
Herzaky lalu menyinggung terkait gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat yang juga sempat menyinggung soal dualisme kepemimpinan. Menurutnya, banyak pihak yang memang sengaja memfitnah, menghasut hingga mengadu domba kader-kader Partai Demokrat.
"Fitnah keji seperti ini kembali menunjukkan, kalau Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat, tidak pernah punya niat baik untuk membangun kebesaran Partai Demokrat. Kerjanya malah menabur berita hoax, fitnah, menghasut, adu domba, dan menyebar kebencian saja," ucapnya.
Dia pun meminta agar para kader Demokrat saat ini untuk bekerja dengan integritas. Selain itu, dia berharap kader Demokrat berbicara berdasarkan fakta dan data.
"Mari menjadi kader Partai Demokrat, organisasi sayap Partai Demokrat, yang berintegritas. Bicara berdasarkan data dan fakta. Fokus pada kerja-kerja nyata membantu rakyat yang sedang kesulitan karena pandemi dan bencana," ujarnya.
Seperti diketahui, dualisme kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat ini kerap dibunyikan oleh sejumlah pihak. Persoalan dualisme kepemimpinan ini sempat berbunyi saat munculnya upaya konfnresi luar biasa (KLB) untuk mengganti AHY yang digaungkan sejumlah pihak.
Salah satu yang sempat memberi analisis terkait adanya dualisme yakni Pakar Politik M Qodari. Dia menilai munculnya nama Ibas dalam isu kudeta mengindikasikan adanya dualisme kepemimpinan PD. Ibas, menurutnya, dinilai sebagian kader di daerah lebih cocok memimpin PD.
"Di sisi yang lain munculnya nama Ibas sebenarnya mengindikasikan sesuatu yang saya sudah pernah sampaikan sebelumnya bahwa memang di dalam internal PD itu sendiri terjadi semacam dualisme kepemimpinan dalam pengertian bahwa ada kelompok-kelompok yang sedari awal sesungguhnya melihat bahwa yang lebih pantas, lebih cocok menjadi pimpinan PD itu adalah Ibas," kata Qodar kepada wartawan, Jumat (26/2/2021).(dtk)