GELORA.CO - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin meminta maaf dan menghapus ungahannya di twitter tentang pesawat Sriwijaya Air jatuh menukik tajam ke permukaan air.
Foto yang diposting, seorang wanita tengah perpose dengan background pantai yang memperlihatkan pesawat Sriwijaya Air menukik ke permukaan air laut. Ngabalin kemudian menghapus postingan itu dan meminta maaf.
“Teman yang baik hati cuitan saya sebelumnya adalah do’a dan keprihatinan atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. saya tidak ada niat apapun untuk menyebarkan sesuatu yang salah, maafkan saya dan agar tidak menimbulkan presepsi salah yang berkepanjangan di ruang publik maka dengan ini saya hapus,” tulis Ngabalin, Senin (11/1).
teman yg baik hati cuitan saya sebelumnya adalah do'a&keprihatinan atas musibah jatuhnya pesawat sriwijaya air. saya tdk ada niat apapun utk menyebarkan sesuatu yg salah, maafkan saya&agar tdk menimbukan presepsi salah yg berkepanjangan di ruang publik maka dgn ini saya hapus🙏 pic.twitter.com/y1VPNkjrpZ
— Ali Mocthar Ngabalin (@AliNgabalinNew) January 11, 2021
Ngabalin memang tidak menulis keterangan detail terkait foto itu. Dia hanya menulis doa bagi korban Sriwijaya Air SJ182.
“Wahai Zat yang menghidupkan dan mematikan, tiada daya dan upaya kecuali di tanganmu lah semuanya bisa terjadi. Temani mereka semua dan kasihlah mereka semua dalam kasih dan sayangmu. Aamin amin Ya Rabbal’Alamin,” begitu tulis Ngabalin.
Sementara itu, pakar multimedia dan telematika, Roy Suryo memastikan foto yang diunggah Ngabalin adalah hasil editan.
Menurut Roy Suryo, dari analisis data jatuhnya Sriwijaya Air, kurang lebih 555,457 km per jam. Sehingga foto itu tidak akan mampu menangkap momen jatuhnya Sriwijaya Air jika hanya menggunakan kamera handphone.
“Foto yang diunggah di aku @AliNgabalinNew Minggu 10/01/21 20.13 WIB disinyalir hasil editan. Karena jika analisis kecepatan jatuh SJ-182 +/- 555,457 Km/Jam,” kata Roy.
“Maka foto sejelas tersebut hanya dapat dibuat dengan kamera (DSLR?) shutter diatas 1/125 detik dan diafragma f/16 atau lebih, bukan HP,” imbuh Roy Suryo.[]
Tweeps,
— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) January 10, 2021
Foto yg diunggah di Akun @AliNgabalinNew Minggu 10/01/21 20.13 WIB disinyalir Hasil EDITAN.
Karena jika analisis Kec "Jatuh" SJ-182 +/- 555,457 Km/Jam,
Maka Foto sejelas tsb hanya dpt dibuat dgn Kamera (DSLR?) shutter diatas 1/125 dtk & Diafragma f/16 atau lebih, bukan HP https://t.co/muNaOVQTgF pic.twitter.com/1MMhWmpSZp