GELORA.CO - Sebanyak lebih dari 70 ribu akun Twitter telah di-suspend karena dianggap berbagi konten berbahaya terkait teori konspirasi QAnon.
Twitter pada Senin (11/1) mengumumkan, mulai melakukan pembersihan pada Jumat (8/1), setelah akun Presiden Donald Trump ditangguhkan secara permanen karena dianggap menghasut kekerasan dalam insiden di Capitol Hill pada Rabu (6/1).
"Sejak Jumat, lebih dari 70 ribu akun telah ditangguhkan sebagai hasil dari upaya kami, dengan banyak contoh dari satu individu yang mengoperasikan banyak akun," kata Twitter, seperti dikutip AFP.
"Akun ini terlibat dalam berbagi konten berbahaya terkait QAnon dalam skala besar dan terutama didedikasikan untuk penyebaran teori konspirasi ini di seluruh layanan," tambahnya.
Teori konspirasi QAnon meyakini bahwa Trump sedang melancarkan perang rahasia melawan elite yang melakukan kejahatan internasional, pedofil, serta pemuja setan.
Setelah insiden kerusuhan di Capitol Hill, perusahaan media sosial seperti Twitter dan Facebook memperketat diri untuk menghentikan risiko kekerasan di masa depan, khususnya menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden pada 20 Januari.
Kerusuhan di Capitol Hill terjadi ketika massa pendukung Trump merangsek masuk ke gedung parlemen untuk menghentikan Kongres yang akan mengesahkan kemenangan Biden.
Sejumlah pihak meyakini jika Trump berperan dalam kerusuhan itu karena mengeluarkan ajakan di media sosial kepada para pendukungnya untuk berkumpul di Capitol. (RMOL)