GELORA.CO - Tokoh masyarakat Sulaswesi Barat Annar Salahuddin Sampetoding langsung membentuk tim relawan kemanusiaan usai gempa berkekuatan 6,2 skala richter (SR) mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang getarannya terasa hingga Mamuju, Makassar dan Palu.
Annar yang juga tokoh Kamar Dagang Indonesia (Kadin) mengatakan, Sulbar adalah provinsi baru sehingga sangat tidak siap dengan tragedi besar seperti ini.
"Apalagi mendadak dan di dalam suasana Covid-19," kata Annar dalam keterangan tertulis, Jumat (15/1).
Annar mengaku sedih lantara hingga saat ini, dari video dan foto yang dikirim oleh pihak keluarga yang berada di lokasi gempa, di RS Mamuju terlihat sejumlah pasien yang sedang tertimbun merintih dan menangis meminta tolong.
"Tapi tidak ada yang bisa menolong. Dibiarkan saja sampai meninggal dunia", ujar Annar dengan nada menahan sedih.
Akibat dari gempa yang berpusat pada 2.98 Lintang Selatan dan 118.94 Bujur Timur di wilayah timur laut Kabupaten Majene sejumlah perawat dan pasien di rumah sakit tersebut tertimbun. Hingga saat ini aparat gabungan masih berusaha mengevakuasi para korban dari reruntuhan bangunan. Evakuasi dilakukan dengan alat seadanya karena tidak ada alat berat.
"Ini tragedi kemanusiaan yang luar biasa," ujar Annar.
Tim dokter dari Makassar sementara masih dalam perjalanan. Waktu tempuh perjalanan darat dari Makassar ke Memaju kurang lebih delapan jam. Diperkirakan tim kedokteran baru akan tiba sore nanti.
Regu penyelamat di Mamuju, Sulawesi Barat berjibaku dengan waktu untuk menyelamatkan korban reruntuhan RS Mitra Manakarra yang ambruk akibat gempa.
Kurang lebih delapan korban dilaporkan terjebak di antara reruntuhan bangunan lima lantai yang rata dengan tanah. Gedung RS Mitra Manakarra Mamuju roboh akibat guncangan gempa bumi dengan Magnitudo 6,2 yang berpusat di Kabupaten Majene pada Jumat 15 Januari 2021 pukul 02.28 Wita. (RMOL)