GELORA.CO - Belasan ribu warga yang terdampak gempa Sulbar mengungsi. Tercatat, sudah ada 19.435 yang mengungsi pascagempa bermagnitudo (M) 6,2 ini.
Dikutip dari siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (18/1/2021), rincian warga yang mengungsi adalah 15.014 orang di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang di Kabupaten Majene. Data ini diperbarui hingga pukul 08.00 WIB atau 09.00 WITA.
Tercatat 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua yang masih dalam proses pendataan.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro yang masih dalam proses pendataan usai gempa Sulbar.
Kepala BNPB yang juga Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo menerangkan, pengungsi akan menjalani rapid test antigen. Ini dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 di pengungsian.
"Nanti akan ada proses swab antigen, untuk kita menjamin para pengungsi tidak terpapar COVID-19," kata Doni Monardo.
Apabila terdapat warga pengungsi yang reaktif swab antigen, maka akan segera mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Kesehatan setempat.
Gempa M 6,2 ini terjadi hari Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB dan berpusat di Majene. Sebanyak 81 orang tewas dalam gempa Sulbar.
CT Arsa Foundation berkolaborasi dengan Dompet Amal Transmedia dalam melakukan penggalangan dana. Bantuan donasi bisa disalurkan melalui nomor rekening yang tertera dalam poster.[dtk]