GELORA.CO - Suara dentuman disertai gemuruh didengar warga penyintas bencana alam pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (30/1/2021) sekitar pukul 19.00 WIB. Mereka berlarian ke Posko Bencana di SDN Ciherang karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
Asep Has, relawan kebencanaan di kampung tersebut mengatakan warga sempat berhamburan ketika mendengar suara gemuruh tersebut. Mayoritas warga merupakan pengungsi mandiri yang terdampak bencana pergerakan tanah.
"Malam sampai berhamburan, saya tiap hari di sini memantau pengungsi, tapi laporan dari warga tidak hanya di Ciherang. Tapi warga yakin suara berasal dari lokasi mereka," kata Asep Has melalui sambungan telepon, Minggu (31/1/2021).
Bahkan dijelaskan Asep, warga mendengar suara gemuruh yang kemudian diakhiri oleh suara dentuman. Warga sempat mengira suara itu merupakan ledakan dari salah satu perusahaan yang melakukan penambangan, sebagian lainnya mengira adanya longsoran besar di lokasi bencana.
"Gemuruh diiringi dentuman, bahkan sempat dikira ada ledakan dari salah satu perusahaan. Tapi warga menyangka berada di seputaran Ciherang. Ditakutkan warga tanah kembali bergerak, makanya malam itu selepas isya warga berlarian ditakutkan ada longsoran besar," ungkap pria yang juga merupakan relawan PMI tersebut.
Hingga saat ini Asep menjelaskan kondisi warga pengungsi di Kampung Ciherang memang dihantui ketakutan. Terlebih posisi mereka saat ini belum mendapat status tanggap bencana, oleh karena itu mereka melakukan pengungsian mandiri bergeser dari lokasi bencana.
"Wajar saja warga takut, curah hujan masih tinggi khawatir setiap saat susulan pergerakan tanah terjadi. Makanya ketika terdengar gemuruh dan dentuman mereka berlarian takut. Setiap hari, 5 sampai 10 sentimeter tanah bergeser, saya sengaja memasang tanda khusus untuk memastikan hal itu karena sampai saat ini belum ada kajian Geologi terkait hal ini," ujarnya.
Bencana di Kampung Ciherang, Desa Cijengkar, Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi terjadi sejak 13 Desember 2019. Catatan yang diperoleh detikcom terdapat 3 rumah rusak berat, 13 rumah rusak sedang, terdampak 16 rumah, terancam 101 rumah dan mengungsi 35 rumah. Sementara rumah yang dibongkar 6 rumah.(dtk)