GELORA.CO - Seruan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk unfollow akun Permadi Arya alias Abu Janda menuai reaksi dari para pendukung Jokowi.
Susi Pudjiastuti dituding tidak tahu terima kasih pernah diangkat menjadi menteri oleh Presiden Jokowi tanpa melihat latar pendidikannya.
Tudingan itu disampaikan pemilik akun Twitter @Adi_8002. Ia membagikan tautan berita berjudul “Susi Pudjiastuti Serukan Netizen Unfollow Akun Abu Janda”.
“Ini orang tidak tahu berterimakasih ke Presiden @jokowi yang mau menjadikannya menteri tanpa latar belakang pendidikannya,” tulisnya.
Ia menyebut Susi mengajak netizen unfollow akun Abu Janda karena dia pendukung Jokowi.
Sebaliknya, Susi diam saja ketika Tengku Zulkarnain dan Natalius Pigai menghina suku Jawa.
“Karena Permadi pro Jokowi dia sampai minta netizen unfoll Permadi. Tengku Zul, Pigai hina suku Jawa, @susipudjiastuti anda diam?,” tambahnya.
Susi merespon cuitan @Adi_8002. Ia membagikan tangkapan layar twit @Adi_8002.
“Luar biasa nalar pikir dan ucapan,” tulis Susi, dikutip Pojoksatu.id, dari akun Twitter pribadinya, @susipudjiastuti, Sabtu (30/1).
Sebelumnya, Susi Pudjiastuti mengajak warganet untuk berhenti mengikuti akun media sosial Permadi Arya atau Abu Janda @permadiaktivis1.
Susi menilai ocehan Permadi Arya selama ini selalu membuat gaduh.
“Ayo kita unfollow dan jangan perdulikan lagi orang-orang seperti ini,” kata Susi lewat akun Twitter dikutip pada Jumat (29/1).
Menurut Susi, Abu Janda harusnya tidak lagi membuat pernyataan yang selalu menyinggung perasaan publik.
Abu Janda pernah menyebut Islam agama arogan, termasuk diduga menghina mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
“Saya pikir saatnya dihentikan ocehan-ocehan yang selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya dimasa sulit pandemic, hal-hal yang tidak positif dibiarkan. Ayo unfollow untuk kedamaian dan kesehatan kita semua,” kata Susi.
Susi mengajak pengguna media sosial untuk berhenti menghujat dan membully. Sebab, hujatan dan bully hanya akan merusak kedamaian dan persatuan.
“Kita hentikan hujatan dan bully akan perbedaan. Kita stop hentikan juga mengikuti provokasi-provokasi yang merusak kedamaian dan kebersamaan kita,” kata Susi.
Menurut Susi, masyarakat Indonesia harus bangga dengan segala perbedaan-perbedaan yang ada, yang menjadikan Indonesia kaya akan budaya.
“Stop memilah dan memisah karena suku dan agama,” pintu Susi.
Susi juga meminta para pendakwah untuk berhenti menyampaikan ceramah provokatif yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.
“Beberapa waktu ini di tengah pandemic kita banyak mendengar ceramah keagamaan yang provokatif yang mengganggu kenyamanan, kita juga sering mendengar vlog-vlog yang juga countering sebaliknya. Saling hujat, membully perbedaan dan lain-lain. Saya pikir sudah saatnya kita bicara untuk ayo menghentikan,” kata Susi.
Susi terusik dengan perseteruan di media sosial yang saling menghujat dan menghina satu sama lain.
“Ibu saya NU, Ayah saya Muhammadiyah. Dan 2 organisasi ini akhirnya berkomentar: belajar mengaji dulu dan belum mengerti Islam. Saya pun terusik untuk ikut bicara,” katanya.
“Tentu cara saya berpendapat tidak bisa seperti sebuah organisasi. Sebagai seorang yang mencintai kebaikan dan keberagaman,” tegas Susi.
Di akhir cuitannya, Susi geregetan untuk menenggalamkan para pegiat media sosial yang bermulut ngoceh jelek.
“Tenggelamkan semua yang bermulut ngoceh jelek,” tegas Susi seraya mencolek akun Twitter Ustadz Tengku Zulkarnain dan Permadi Arya alias Abu Janda.[psid]