GELORA.CO - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan catatan awal tahun 2021. Salah satu yang disoroti SBY adalah bagaimana menghadapi pandemi corona.
Menurut SBY, sikap masyarakat beragam dalam menghadapi 2021. Ada yang optimistis tak sedikit pula yang pesimistis. Ada yang pasrah, pun ada yang masa bodoh.
"Saya sendiri memilih untuk bersikap lebih optimistis (cautious optimism) dan yakin bahwa negeri kita masih punya jalan untuk sukses. Artinya, peluang bagi meredanya badai corona dan pulihnya ekonomi kita memang ada," kata SBY dalam catatan yang diunggah di akun Facebooknya, Jumat (8/1).
Namun, SBY mengingatkan bahwa segala sesuatu yang baik tidak bisa diraih dengan begitu saja. Diperlukan sebuah kerja keras untuk mencapainya.
"Sungguh pun demikian, semua itu tak datang dari langit. Jangan pula bersikap “take for granted”, seolah peluang baik itu akan datang dengan sendirinya," jelas Presiden keenam RI ini.
Ia mencontohkan dalam konteks pandemi corona. Jangan sampai masyarakat berpikir, karena vaksin COVID-19 sudah tiba di tanah air maka pandemi ini otomatis berakhir.
"Jangan lantaran vaksin sudah datang pasti pandemi akan segera hilang. Setelah itu ekonomi kita akan pulih kembali dan bahkan tumbuh meroket. Jangan bersikap dan berpikir begitu. Tuhan tidak suka," kata SBY.
SBY mengatakan, kehadiran vaksin memberikan harapan baru. Bukan tidak mungkin vaksinasi akan menjadi titik balik untuk mengakhiri pandemi corona.
Namun, kata SBY, perlu diingat bahwa vaksinasi butuh waktu. Seiring dengan vaksinasi, SBY menyebut kepatuhan terhadap berbagai upaya menghadapi corona tetap harus dikedepankan.
"Vaksinasi terhadap rakyat Indonesia yang jumlahnya 200 juta lebih tentu memerlukan waktu. Oleh karena itu jangan sampai upaya mengatasi COVID saat ini menjadi kendor, termasuk dalam menjalankan berbagai pembatasan yang diperlukan," kata SBY.
***