GELORA.CO - Gaya blusukan yang dilakukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dinilai tidak lagi efektif alias basi untuk mendongkrak popularitas.
Selain karena pernah dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat maju Pilkada DKI Jakarta dahulu, gaya blusukan sudah lumrah dilakukan pejabat.
Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Rabu (12/1).
"Saya kira metode blusukan itu tidak terlalu efektif lagi. Selain kenyataannya, presiden yang terpilih karena salah satu metode kampanye blusukan-nya akhirnya nge-elit juga, metode ini sudah terlalu umum dipraktikkan," jelas Ray Rangkuti.
"Dan hasilnya selalu tidak menggambarkan yang terpilih sebagai pemimpin rakyat bawah," imbuhnya.
Namun begitu, Ray menilai blusukan yang dilakukan Risma bukan hanya sekadar untuk membangun citra sebagai pemimpin merakyat.
Menurutnya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keriuhan atas aktivitasnya sebagai Mensos dan menjadi pesaing Anies Baswedan di Jakarta.
"Mengapa Jakarta dan blusukan? Jawabannya sederhana. Karena di Jakarta akan tersedia seluruh perangkat yang bisa menaikkan popularitas itu. Pertama, media yang begitu banyak berkumpul. Kedua, pendukung Anies yang akan serta merta dengan sukarela melakukan 'cuitan' aktivitas itu," tuturnya.
"Apalagi aktivitas dimaksud menyinggung kepemimpinan Anies. Akan serta merta pendukung Anies melakukan 'cuitan'. Semua fasilitas ini gratis dan bahkan nyaris tak mengeluarkan biaya. Cukup naikan emosi pendukung Anies, popularitas akan didapuk," demikian Ray Rangkuti. (RMOL)