GELORA.CO - Cuitan pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda yang menyebut Islam sebagai agama pendatang dari Arab arogan ke budaya lokal, viral di media sosial.
Cuitan Permadi Arya itu menuai pro kontra di masyarakat. Permadi pun terancam dilaporkan ke polisi karena diduga menghina agama Islam.
Tak ingin cuitannya menjadi polemik, Permadi akhirnya membuat klarifikasi melalui video yang ditujukan kepada para kiai, gus, ustadz, dan semua warga NU.
“Nama saya Permadi Arya alias Abu Janda, saya warga NU Kultural, juga kader organisasi NU. Izinkan saya yai, gus, ustadz, menjelaskan kesalahpahaman tulisan saya di Twitter,” ucap Permadi, dikutip pojoksatu.id dari akun Twitter @narkosun, Sabtu (29/1).
Permadi mengatakan cuitannya tentang Islam arogan merupakan balasan atas twit mantan Wasekjen MUI, Ustadz Tengku Zulkarnain.
“Pertama-tama komentar saya itu diviralkan, dipotong, seolah-olah konteksnya itu adalah pernyataan mandiri. Padahal, itu cuitan jawaban saya ke Ustadz Tengku Zulkarnain yang sedang provokasi sara, mengatakan minoritas di Indonesia itu arogan ke mayoritas,” kata Permadi.
Permadi kesal dengan cuitan Tengku Zulkarnain sehingga dia membalasnya dengan kata ‘arogan’.
“Jadi karena itulah keluar kata arogan di tulisan saya, karena saya menjawab twit Ustadz Tengku tadi yang mengatakan katanya minoritas di sini arogan kepada mayoritas,” ucapnya.
Dalam cuitannya, Permadi mengkritik Islam pendatang dari Arab yang dianggapnya arogan kepada kearifan budaya lokal.
“Komentar tersebut tentunya saya bicara sebagai seorang muslim dalam konteks autokritik perihal masalah internal Islam saat ini,” ujarnya.
“Makanya di situ saya tulis Islam sebagai agama pendatang dari Arab ini, yang saya maksud adalah Islam transnasional salafi, wahabi, yang memang pertama dari Arab, yang kedua memang mereka arogan ke budaya lokal,” tambahnya.
Permadi Arya menegaskan bahwa yang dia kritik adalah Islam pendatang dari Arab, seperti salafi dan wahabi, bukan Islam nusantara.
“Jadi bukan Islam nusantara seperti NU dan Muhammadiyah. Yang saya maksud adalah Islam pendatang dari Arab, yakni Islam trans nasional atau salafi wahabi, bukan generalisasi semua Islam,” jelas Permadi.
Ia menyampaikan permohonan maaf kepada para kiai NU dan seluruh warga NU atas kesalahpahaman yang muncul akibat cuitannya di media sosial.
“Mohon maaf jika ada kesalahpahaman, maklum jempol menulis saat debat panas, jadi keluarnya suka tidak sinkron,” ucapnya.
“Sekali lagi saya ingin mengucapkan matursuwun kyai, gus, ustad, mohon arahannya terus, saya pamit,” tandas Permadi Arya.[psid]