GELORA.CO - Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto mengungkapkan potensi gempa besar yang bisa terjadi di atas 9 Magnitudo serta berpotensi tsunami di Selatan Pulau Jawa.
“Bukti tsunami di selatan Jawa, jadi sekitar 400 tahun yang lalu yang kami temukan di sungai di Cikembulan Pangandaran. Tsunami ini cukup besar karena buktinya mulai Banten di Lebak sana sampai dengan Bali. Dan ini menjadi bukti bahwa di selatan Jawa ada ancaman gempa dengan skala di atas 9 yang bisa memicu tsunami,” ungkap Eko dalam diskusi Sapa Media: Masyarakat Siaga Bencana 2021 secara virtual, Jumat (29/1/2021).
Eko melanjutkan, bahwa saat ini selatan Jawa hanya menyiapkan simpul-simpul perekonomian saja tanpa menghitungkan potensi terjadinya bencana gempa dan tsunami.
“Dan kita tahu sekarang pemerintah sudah menyiapkan selatan Jawa sebagai simpul-simpul perekonomian baru. Dan kemudian kita harus benar-benar memikirkan bagaimana ketika itu menjadi simpul perekonomian baru risiko tsunaminya tetap bisa dikendalikan, bisa tetap ditekan,” ulasnya.
“Kalau tidak, nanti dikhawatirkan akan seperti tsunami Jepang 2011 dimana kerugian ekonominya sangat besar 2.500 triliun. Meskipun korban jiwanya tidak banyak jika dibandingkan Jepang pada tsunami Aceh tahun 2004 lalu,” sambung Eko.
“Nah, ini yang harus kita pikirkan juga bahwa selama ini berdasarkan kawan-kawan bahwa pemerintah daerah lebih konsen kepada perekonomiannya tapi tidak terlalu konsen terhadap potensi-potensi tsunaminya di sepanjang selatan Jawa,” tambah Eko.
Selain itu, Eko mengatakan jika potensi gempa besar di selatan Jawa bisa terjadi akibat megathrust. “Perlu diperhatikan juga yakni terkait dengan megathrust Jawa yang tentu saja bukan hanya memberikan menghasilkan risiko tsunami tapi dia juga berpotensi menghasilkan gempa,” katanya. []