GELORA.CO - Presiden RI Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Sinovac, Rabu (13/1).
Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule masih bertanya-tanya kenapa pemerintah memakai vaksin asal China itu.
Pasalnya, dari data yang ada, efikasi vaksin Sinovac hanya 65 persen.
Satu lagi, China sendiri yang memproduksi Sinovac masih membeli vaksin dari negara lain, Pfizer.
"Mengherankan, China memproduksi vaksin dan punya vaksin Sinovac, tapi beli vaksin Pfizer," ujar Iwan Sumule kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (14/1).
"Apakah karena efikasi vaksin Pfizer 95 persen, sementara efikasi vaksin Sinovac 65 persen?" lanjut dia.
Untuk itu, Iwan Sumule meminta kepada pihak terkait menjelaskan ke publik soal vaksinasi ini.
Termasuk menjawab pernyataan anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning terkait keamanan vaksin yang sudah disuntikkan saat ini.
"Semua ini harus diungkap ke publik agar rakyat tahu. Sebagai bentuk pencerahan dan pembelajaran kepada rakyat," ucap Iwan Sumule.
Soal surat dr. Taufik Muhibbuddin Waly. Sp.PD yang viral di media sosial, Iwan Sumule juga minta penjelasan dari pemerintah.
Dalam surat yang viral itu disebutkan, ukuran jarum suntik untuk vaksin harus minimal spuit 3cc dan disuntik tegak lurus 90 derajat menembus otot. Sementara Jokowi pakai spuit 1cc dan tidak 90 derajat. (RMOL)