Dua Politisi PDIP Diduga Terlibat Korupsi Bansos, KPK: Pada Waktunya Akan Dibuka

Dua Politisi PDIP Diduga Terlibat Korupsi Bansos, KPK: Pada Waktunya Akan Dibuka

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Dugaan keterlibatan dua anggota DPR RI Fraksi PDIP terkait kasus suap bansos Covid-19 untuk Jabodetabek 2020 akan dikonfirmasi lebih lanjut oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dua politisi tersebut yakni Herman Herry dan Ihsan Yunus yang diduga terlibat dalam perkara yang menjerat Juliari Peter Batubara (JPB) saat menjabat sebagai Menteri Sosial.

"Terkait materi penyidikan tidak bisa kami sampaikan kepada masyarakat secara detail, nanti pada waktunya akan dibuka di depan persidangan. Namun pada prinsipnya segala informasi yang berkembang dipastikan akan dikonfirmasi kepada para saksi," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Jurubicara Bidang Penindakan KPK, Ali Fikri kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (19/1).

Ali menambahkan, pemanggilan saksi yang kerap dilakukan merupakan upaya KPK atas dasar kebutuhan penyidikan. Sehingga, seseorang yang dipanggil sebagai saksi adalah pihak-pihak yang diduga mengetahui rangkaian peristiwa perkara.

"Kami memastikan siapa pun yang diduga mengetahui rangkaian peristiwa perkara ini tentu akan kami panggil sebagai saksi," pungkas Ali.

Menurut laporan Tempo, kantor milik vendor perusahaan yang telah digeledah KPK dalam kasus ekspor benur diduga terafiliasi dengan Herman Herry dan Ihsan Yunus.

Dari 110 vendor yang ditunjuk, beberapa perusahaan di antaranya mendapat kuota terbanyak dan diduga terafiliasi dengan kedua politisi tersebut, yakni PT Anomali Lumbung Artha di Gedung Patra Jasa, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan. Pemegang saham perusahaan ini adalah, Teddy Munawar, Febri Suhandi, Ubayt Kurniawan dan PT Anomali Lintas Cakra.

Selanjutnya PT Famindo Meta Komunika yang kantornya juga sama seperti di PT Anomali Lumbung Artha. Pemegang saham perusahaan ini Febri Suhardi, Ubayt Kurniawan dan PT Anomali Cakrawala dan Teddy Munawar selaku Komisaris.

Kemudian, PT Dwimukti Graha Elektindo yang berada di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Saham perusahaan tersebut dilaporkan milik Herman Herry dan istrinya, Vonny Kristiani.

Ketiga perusahaan itu digeledah KPK pada Jumat (8/1). Kemudian pada Senin (11/1), penyidik juga menggeledah kantor perusahaan yang juga diduga terafiliasi dengan Herman Herry, yaitu PT Mesail Cahaya Berkat di Soho Capital SC-3209 Podomoro City, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat. Pemegang saham perusahaan ini adalah, Teddy Munawar, Agung Tri Wibowo, Chandra Bisawan dan Herlina.

Selanjutnya PT Jumatama Media Kreasindo di Jalan MPR III Dalam, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, di mana Andy Hoza Junardi, Siska Septriyohani dan Yaya Winarno Junardi disebut sebagai pemegang sahamnya.

KPK juga sebelumnya menggeledah dua rumah yang berkaitan dengan Ihsan Yunus, yaitu di Jalan Raya Hankam, Cipayung, Jakarta Timur yang merupakan rumah milik orang tua Ihsan. Serta ruang di Perum Rose Garden, Jatiasih, Kota Bekasi yang diduga milik orang kepercayaan Ihsan, Yogas.

Usai Serahkan Dokumen Kasus Korupsi Bansos Bersama Penyidik, Daning Saraswati Mengelus Dada
Herman Herry yang kini menjabat Ketua Komisi III DPR RI sendiri telah angkat bicara mengenai dugaan keterlibatan dalam kasus dugaan korupsi bansos Covid-19.

"Tuduhan ngawur tanpa dasar dan cenderung fitnah," kata Herman Hery, Sabtu lalu (9/1). []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita