GELORA.CO - Penyebab ledakan keras di lahan bekas tambang pasir di Kabupaten Mojokerto hingga kini masih menjadi teka-teki. Bagaimana detik-detik munculnya bola api sebelum ledakan terjadi?
Sejumlah warga Dusun Mlaten, Desa Mojotamping mengaitkan ledakan tersebut dengan fenomena bola api yang muncul sesaat sebelum ledakan. Karena mereka menyaksikan sebuah bola api memancarkan cahaya oranye melayang dari arah utara ke selatan, atau ke arah titik ledakan. Benda langit yang melayang sekitar 25 meter dari tanah itu membuat kaca sejumlah rumah warga bergetar.
Beruntung tidak ada korban jiwa maupun kerusakan pada rumah penduduk akibat ledakan keras tersebut. Ledakan yang belum diketahui pemicunya itu sempat membuat heboh warga Kabupaten Mojokerto. Saat itu, mereka berbondong-bondong ke lokasi kejadian karena dibuat penasaran.
Berbagai spekulasi pun muncul terkait penyebab ledakan tersebut. Mulai dari bom, pesawat jatuh, ledakan gas elpiji, hingga gunung meletus. Sampai saat ini polisi masih menyelidiki penyebab ledakan itu.
Namun berdasarkan penuturan warga yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, ledakan keras tersebut terjadi hanya satu kali, di lahan bekas tambang pasir milik Muslikh (60) di Dusun Watuumpak, Desa Kepuhpandak, Kecamatan Kutorejo pada Rabu (20/1) sekitar pukul 19.00 WIB.
Lahan dengan kedalaman sekitar 10 meter dari permukaan jalan itu berisi tumpukan sampah dari pabrik. Mulai dari gabus keras warna kuning kecokelatan, limbah sandal atau sepatu, kayu, kain hingga kaleng cat.
Dampak ledakan dirasakan warga Desa Mojotamping, Kecamatan Bangsal. Detikcom telah mengumpulkan keterangan dari warga kampung di sebelah utara lokasi ledakan tersebut. Begitu pula keterangan dari pemilik lahan yang rumahnya sekitar 50 meter di sebelah timur titik ledakan.
Menurut penuturan warga, suara ledakan tergolong sangat keras. Mereka juga merasakan bangunan rumah bergetar. Bahkan, getaran dirasakan warga yang tinggal sekitar 500 meter di sebelah utara titik ledakan. Yakni warga Dusun Sumber Pandan, Desa Mojotamping.
Ledakan keras tersebut juga disusul kobaran api yang cukup tinggi. Kobaran api dari titik ledakan terlihat jelas oleh warga dari jarak sekitar 500 meter. Warga yang tinggal sekitar 300 meter dari titik ledakan juga menyaksikan kobaran api membuat langit malam itu menyala merah. Mereka mengatakan api akibat ledakan seperti pabrik besar yang terbakar.
Pemilik lahan, Muslikh juga mengaku melihat kobaran api yang membumbung tinggi di lokasi ledakan. Menurut dia, kobaran api pasca ledakan disertai pijar-pijar warna putih.
Menurutnya, kobaran api sampai setinggi kebun bambu di atas kubangan bekas galian. Karena dekat dengan lokasi, saat itu lingkungan rumah bapak tiga anak ini sempat menjadi terang benderang.
Sementara pengamatan detikcom di lokasi ledakan, banyak tercecer bubuk warna abu-abu. Baik di dasar lahan bekas tambang pasir milik Muslikh, maupun di jalan dan pepohonan di dekat titik ledakan. Hanya saja tidak nampak lubang menganga akibat ledakan tersebut.
Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Rifaldhy Hangga Putra berpendapat, tidak ada karakter khusus pada ledakan keras tersebut yang bisa dianalisa untuk menentukan penyebab ledakan.
"(Karakter ledakan) Biasa saja, suara ledakannya 'Bum' begitu saja. (Karakter khusus apinya) Tidak ada. (Soal pijar-pijar warna putih) Kami belum ketemu saksi yang melihat sehingga belum bisa dipastikan pijaran api tersebut," terangnya saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (22/1/2021).
Sejauh ini, lanjut Rifaldhy, pihaknya baru meminta keterangan dari 5 saksi. Yakni pemilik lahan dan warga yang tinggal di sekitar lokasi ledakan. Sejumlah sampel dari lokasi juga diambil untuk dikirim ke Labfor Polda Jatim.
"Sampel serbuk abu-abu sudah diambil, termasuk beberapa barang kami ambil. Saat ini dalam proses pengiriman ke Labfor," pungkasnya. (*)