GELORA.CO - Alumnus SMKN 2 menilai selama sekolah guru selalu memberi ruang untuk memilih. Siswa non-Muslim tidak tidak dipaksa untuk mengenakan kerudung selama sekolah.
Alumnus Delima Febria Hutabarat merasakan selama tiga tahun belajar, ia tidak pernah dipaksa berjilbab. "Guru-guru selalu memberi kami ruang untuk memilih. Tidak pernah ada pemaksaan apalagi intimidasi," ucap Delima, Ahad (24/1).
Sebagai siswi non-Muslim, sebenarnya Delima tidak pernah keberatan mengenakan jilbab seperti aturan sekolah. Menurut Delima, memakai jilbab sebagai penutup kepala tidak merusak keimanannya sebagai penganut agama non-muslim.
"Menurut Delima tidak masalah memakai jilbab selagi tidak merusak keimanan. Kecuali kita memakai jilbab dan keyakinan kita jadi rusak, baru salah," kata Delima, Ahad (24/1).
Delima sekolah di SMK N 2 Padang sejak 2008 sampai 2011. Selama tiga tahun belajar di sana, Delima melihat tidak pernah ada siswi non-Muslim protes memakai jilbab. Dan mereka juga selalu saling menghormati dengan teman-teman beserta guru yang tidak seagama.
Delima menambahkan ada juga beberapa orang temannya hanya memakai jilbab ketika di lingkungan sekolah saja. Ketika sudah di luar lingkungan sekolah begitu jam belajar selesai, mereka buka jilbab.
Delima berharap persoalan aturan memakai jilbab di sekolah ini tidak perlu diperlebar, karena sejak dulu tidak pernah menjadi persoalan. Karena menurut dia pihak sekolah juga sudah mengeluarkan penyataan tidak pernah memaksa siswi non-Muslim harus memakai jilbab. Hanya atas kemauan masing-masing pribadi siswi non-Muslim itu mau ikut seragam dengan teman-temannya yang lain atau tidak. []