GELORA.CO - Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq menanggapi soal cuitan Permadi Arya atau Abu Janda di Twitter soal 'Islam arogan'. Maman menilai cuitan tersebut tidak mendidik dan cenderung memperkeruh keadaan Indonesia.
Maman menjelaskan toleransi hingga upaya saling mengingatkan terkait kesehatan penting di saat pandemi Corona seperti ini. Narasi berbau SARA tentu berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.
"Pentingnya kita untuk menjaga kebersamaan dan toleransi. Kita fokus kepada kesehatan, kita fokus kepada upaya menyadarkan masyarakat untuk slelau menjaga prokes, dari mulai masker, menjaga jarek, menjaga kesehatan dan tentu menjaga kebersamaan kita soal vaksin. Pada konteks itu sebenarnya, cara-cara yang dilakukan siapapun yang masih juga beribcara soal SARA, tentu suatu yang bersifat negatif dan merugikan," kata Maman saat, kepada wartawan, Jumat (29/1/2021).
Maman menilai twit Abu Janda akan memperkeruh keadaan masyarakat yang sedang mencoba keluar dari pandemi Corona. Menurutnya, justru sebaliknya, Islam itu agama yang memegang nilai cinta kasih dan nilai kebersamaan.
"Oleh sebab itu, saya melihat pernyataan Abu Janda adalah pernyataan yang sangat tidak mendidk dan tidak mencerdaskan, serta memperkeruh keadaan. Kita tahu Islam adalah agama yang membawa nilai cinta kasih, agama yang toleran, agama yang punya spirit transformatif, dan juga nilai-nilai kebersamaan," ucapnya.
Lebih jauh, Maman menduga Abu Janda itu melihat sekelompok orang yang arogan. Sekelompok orang yang menjadikan agama sebagai tameng untuk menunjukkan arogansi.
"Mungkin Abu Janda melihat ada sekelompok orang yang memang arogan, bahkan terjebak ekstrem dan radikal. Tetapi itu tidak boleh menjadikan ke... Tidak perlu mengatakan Islam arogan. Paling kita hanya mengatakan bahwa ada oknum yang mempergunakan agama untuk menunjukkan arogansi dan kesombongannya," ujar Maman.
Seperti diketahui, cuitan Abu Janda soal Islam arogan berawal dari twit war dengan Tengku Zulkarnain. Pada awalnya, Tengku Zulkarnain, lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, berbicara soal arogansi minoritas terhadap mayoritas di Afrika.
Lalu, Tengku Zulkarnain menyebut tidak boleh ada arogansi, baik dari golongan mayoritas ke minoritas maupun sebaliknya. Cuitan ini dipublikasikan hari Minggu (24/1/2021).
"Dulu minoritas arogan terhadap mayoritas di Afrika Selatan selama ratusan tahun, apartheid. Akhirnya tumbang juga. Di mana-mana negara normal tidak boleh mayoritas arogan terhadap minoritas. Apalagi jika yang arogan minoritas. Ngeri melihat betapa kini Ulama dan Islam dihina di NKRI," cuit Tengku Zulkarnain lewat akun Twitter @ustadztengkuzul, seperti dilihat, Jumat (29/1).
Abu Janda kemudian membalas cuitan Tengku Zulkarnain. Dia menyebut ada Islam yang 'arogan' karena mengharamkan kearifan lokal di Indonesia.
"Yang arogan di Indonesia itu adalah Islam sebagai agama pendatang dari Arab kepada budaya asli kearifan lokal. Haram-haramkan ritual sedekah laut, sampai kebaya diharamkan dengan alasan aurat," cuit Abu Janda lewat akun @permadiaktivis1.
Kemudian, Abu Janda memberikan pandangannya. Dia memberikan argumen yang menurutnya Islam arogan pada kearifan lokal.
"Ritual tradisi asli dibubarin alasan syirik, pakai kebaya dibilang murtad, wayang kulit diharamin, dan masih banyak lagi upaya penggerusan pemusnahan budaya lokal dengan alasan syariat. Kurang bukti apalagi Islam memang arogan terhadap kearifan lokal?," cuit Abu Janda.
Dalam kesempatan lain, Abu Janda menjawab kritik karena nge-tweet soal 'Islam arogan'. Abu Janda justru menyerang balik Tengku Zulkarnain.
"Jangan diambil tanpa konteks dong, itu ngejawab cuitan Tengku Zul yang provokatif rasis, bukan tweet mandiri di time line," kata Abu Janda.(dtk)