GELORA.CO - Duka mendalam masih dirasakan keluarga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Sabtu (9/1).
Salah satunya diceritakan Irfan Defrizon, kakak kandung dari pramugari Nam Air, Isti Yudha Prastika yang menjadi korban Pesawat Sriwijaya Air.
Irfan menceritakan bagaimana adik bontotnya berada dalam pesawat naas yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Isti yang seharusnya tidak bertugas, terpaksa menggantikan shift temannya dari Pontianak-Jakarta. Untuk itu, Isti menumpang Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu (9/1).
"Isti menggantikan shift temannya, dari Pontianak-Jakarta, makanya ada di bangku penumpang, bukan kru. Padahal Jumat malam baru pulang," ujar Irfan di Perumahan Reni Jaya, Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (10/1).
Bahkan menurut Irfan, adik bontotnya itu sempat rehat dari profesi pramugari dan bekerja menjadi staff di Nam Air.
Akan tetapi, jiwa pramugari Isti tak bisa dipisahkan dan kembali terbang.
"Masuk di Nam Air baru 2019 di staffkan, setelah beberapa bulan di rumah, keterima lagi di Nam Air dan terbang lagi mungkin karena sudah jiwanya menjadi pramugari," terangnya seperti diberitakan Kantor Berita RMOLBanten.
Kini, Irfan sebagai kakak kandung hanya bisa berharap Isti bisa ditemukan dan tak dikubur dalam air laut.
"Berharap ketemu jasadnya, enggak dikubur di laut, kasian. Pas baca berita Sriwijaya Air sudah enggak enak, karena ada adik saya. Aduh sakit lah hati saya," ungkap Irfan.
Diketahui, Isti merupakan pramugari senior dan sudah berkecimpung menjadi pramugari selama 16 tahun.(RMOL)