GELORA.CO - Ahli genomika molekuler Riza Putranto membeberkan data terkait mutasi virus corona SARS-CoV-2 di Indonesia. Bagaimana progres whole genome sequencing yang dilakukan peneliti Indonesia?
"Per 18 Januari jam 18.21 WIB jumlah genomnya yang sudah diinput itu 221. Jumlah mutasinya itu dari bulan Maret 2020 sampai sekarang Januari 2021 itu sekitar 2.398 perubahan atau mutasi," kata Riza yang juga merupakan founder Aligning Bioinformatics itu kepada kumparan, Rabu (20/1).
Menurut Riza, jumlah itu relatif kecil karena genome yang diteliti tidak banyak. Dari 2.398 mutasi itu yang membuat masalah lebih besar hanya beberapa.
"Kalau di dunia itu hanya 15.000 perubahan, dari 15.000 yang membuat masalah kan saat ini N501 itu dari Inggris kemudian N501 dimiliki oleh Inggris dimiliki oleh Brasil sama Afrika Selatan karena varian saat ini itu macam-macam mutasinya," ungkapnya.
Ia pun menjelaskan secara umum apa makna mutasi virus. Dan apakah mutasi virus itu berdampak lebih buruk.
"Jadi dalam 1 tubuh virus itu banyak banget perubahan-perubahannya dari sebelumnya jadi kita menyebutnya mutasi majemuk. Jadi kalau dulu misalkan seseorang keluar rumah hanya ganti-ganti warna topi satu aja sekarang virusnya itu mutasi sudah mulai ganti topi, ganti bajunya baju warna, celananya juga ganti gitu," urainya.
"Karena pergantian-pergantian itulah mempercepat virusnya dan "beradaptasi" terhadap kita," imbuh dia.
Ia memaparkan, ditemukan kasus-kasus di wilayah Brasil yang sudah 76% terinfeksi populasinya. Dengan itu seharusnya tercapai herd immunity.
"Tapi karena ada varian-varian yang bisa escape antibodi dari si penyintas karena dia sudah escape terinfeksi. Terus di sisi lain di sana enggak mitigasi, jadi masih berkembang terus," jelas dia.
Ini yang dikhawatirkan terjadi di Indonesia. Oleh karena itu penelitian harus dilakukan, di sisi lain pencegahan juga harus dilakukan pemerintah. Salah satunya dengan menutup pintu untuk warga asing hingga 28 Januari.
"Jadi tadi kalau Indonesia 221 genome 2.398 mutasi dari Maret 2020 sampai Januari 2021 mutasinya sendiri kalau mau dibilang belum ada yang spesial. Spesial dalam artian varian baru Inggris belum masuk Afrika Selatan belum terdeteksi, juga varian di Brasil belum terdeteksi," tutur dia.
Lalu, varian apa saja yang kini ada di Indonesia?
"Jadi saat ini varian di Indonesia kurang lebih 69%-nya itu adalah varian yang dominan di dunia saat ini namanya varian D614G. Kemarin kan surveillance 66 sekarang sudah 69 persen," kata Riza.
Mutasi ini yang paling dominan juga terjadi di dunia. Mutasi D164G ini membuat SARS-CoV-2 terbukti lebih menular.
"Sudah dibuktikan secara scientific mempercepat penularan, 8 hingga 10 kali dibanding varian awal atau varian Wuhan," jelasnya.
Hal ini terbukti dari penelitian baik secara in vitro maupun in vivo. Oleh karena itu mutasi D614G lebih menular ini sudah valid.
"Itu terbukti secara invitro di cawan petri dan in vivo itu diuji di tubuh hewan, diteteskan ke hamster. Menularkan nggak ke hamster lainnya. Diteliti sekian jam sekian hari dan bisa diteliti menular sampai berapa kali," tutup dia.
Varian D614G ini pertama kali ditemukan di Indonesia pada April 2020. Diduga kuat kasus corona di Indonesia makin banyak salah satunya juga karena mutasi ini.