GELORA.CO - Dai kondang, Syekh Ali Jaber, menyampaikan duka cita atas meninggalnya enam orang Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak polisi saat mengawal rombongan keluarga Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq Shihab di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Senin, 7 Desember 2020.
“Saya turut berduka cita kepada keluarga besar FPI, khususnya guru Habib Muhammad Rizieq Shihab dan keluarga yang ditembak mati,” kata Syekh Ali Jaber dikutip dari YouTube pada Kamis, 10 Desember 2020.
Dalam insiden ini, ada enam orang Laskar FPI yang tewas yaitu Andi Oktaviawan (33), warga Cengkareng, Jakarta Barat. Kemudian, Lutfi Hakim (24), warga Cengkareng, Jakarta Barat. Selanjutnya, Faiz Ahmad Syukur (22), M Reza (20), Muhammad Suci Khadafi Poetra (21) dan Akhmad Sofian (26).
“Mudah-mudahan mereka diterima di sisi Allah SWT sebagai syuhada,” ujarnya.
Di samping itu, Syekh Ali Jaber meminta kepada aparat penegak hukum menjalankan keadilan yang sebenar-benarnya dan melaksanakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dia juga mengimbau agar masyarakat jangan sampai terpancing emosinya dan menimbulkan fitnah besar.
“Dengan kejadian ini kita bisa ambil hikmah pelajaran, mari sama-sama menyatukan dan merapatkan shaf mencari solusi dengan dialog. Jangan insiden ini membuat masyarakat kebingungan. Semoga kejadian ini bisa terbongkar motifnya dan menjalankan hukum seadil-adilnya serta tidak terulang lagi,” kata dia.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran, menyebut anggota korps Bhayangkara diserang sejumlah orang, Senin dini hari, 7 Desember 2020. Penyerangan ini diduga ada kaitannya dengan rencana pemanggilan kedua Imam Besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab yang dijadwalkan Senin.
Insiden itu terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50. Saat kejadian, ada satu unit yang bergerak. Dalam satu unit itu terdiri dari enam orang. Sementara itu, penyerangan dilakukan oleh mereka yang berjumlah sepuluh orang.
Dalam penyerangan ini, ungkap Kapolda, pelaku penyerangan sempat menyerang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam. Karena keselamatan anggota terancam, lanjut Fadil, akhirnya polisi melakukan tindakan. Polisi menembak penyerang hingga enam dari mereka meninggal dunia.[viva]