GELORA.CO - Wartawan senior FNN, Edy Mulyadi membuat penelusuran yang mengejutkan publik. Ia mendatangi lokasi penembakan laskar pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jalan Tol Jakarta – Cikampek, tepatnya di KM 50.
Edy Mulyadi mewancarai beberapa saksi mata yang melihat langsung insiden penembakan pengawal HRS di KM 50.
Kepada Edy Mulyadi, saksi mengatakan bahwa tidak ada baku tembak di KM 50. Saksi hanya mendengar dua kali suara tembakan yang dilakukan oleh aparat.
Saksi juga menegaskan bahwa laskar FPI yang mengawal HRS dan keluarganya tidak membawa senjata api. Namun dia tidak bisa memastikan apakah laskar FPI membawa senjata tajam, seperti samurai.
Saksi menjelaskan bahwa saat kejadian pada malam Senin, dia sedang menunggu di toilet. Ia melihat belasan mobil mengepung salah satu mobil yang diduga milik laskar FPI.
Dari belasan mobil itu, kata dia, tiga di antaranya merupakan mobil patroli kepolisian.
“Ada satu mobil dipalang dan di situ polisi banyak banget. Bahkan, kata dia (saksi), sejak sore jam 6 itu sudah banyak polisi. Saya tanya berapa mobil? Mobilnya 10 lebih dan tiga di antaranya mobil resmi patroli,” ucap Edy Mulyadi dalam video berjudul ‘Pengakuan Saksi Mata KM50 kepada Edy Mulyadi’ yang dikutip dari chanel YouTube MimbarTube, Kamis (10/12).
Menurut Edy, saksi melihat kejadian itu dari jarak sekitar 8 meter. Warga di lokasi diusir dan tidak boleh mendekat.
“Jadi, kalau polisi mengatakan ada baku tembak, tembak-menembak, sekali lagi si saksi mata tadi yang tidak ingin ditampilkan nama apalagi wajahnya, mengatakan cuma dua kali. Tidak ada tembak-tembakan,” ucap Edy Mulyadi.
“Dan dia (saksi) mengatakan bahwa yang menembak adalah polisi. Orang yang di dalam mobil sama sekali tidak membawa senjata karena tidak melakukan tembakan balasan,” tambah Edy.
Berdasarkan keterangan saksi mata, kata Edy, polisi menembak laskar FPI dengan menggunakan senjata laras panjang.
“Dia melihat dua orang langsung tewas di tempat,” kata Edy.
Edy menyebut saksi juga melihat polisi menembak ban mobil depan bagian kiri sehingga kempes. Tujuannya agar mobil tidak kabur.
Tak lama setelah dua orang ditembak, mobil ambulans datang mengangkut jenazah korban.
“Dua mayat dibawa keluar, digotong, dibawa pergi ambulans. Empat orang lagi masih hidup, satu terpincang-pincang kakinya itu dipindahkan ke mobil lain, dibawa pergi entah ke mana,” kata Edy.
Edy menjelaskan bahwa di lokasi kejadian tidak ada garis polisi yang dipasang dan tidak ada olah tempat kejadian perkara (TKP).
Seperti diketahui, polisi menembak 6 anggota laskar pengawal Habib Rizieq di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) dini hari.
Polisi menjelaskan tindakan tegas itu terpaksa dilakukan lantaran mereka ditodong senjata tajam dan senjata api oleh laskar FPI.
Polisi menyebut saat kejadian ada 10 anggota laskar FPI. 6 ditembak karena dinilai membahayakan keselamatan polisi, sementara 4 lainnya melarikan diri.
“Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal sebanyak 6 orang,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (7/12). []