GELORA.CO - Kasus kematian enam pengikut pimpinan FPI, Rizieq Shihab terus menggelinding seperti bola salju. Banyak tokoh-tokoh bangsa dari berbagai bidang angkat bicara. Ada yang sekadar mengucapkan dukungan kepada kepolisian, banyak pula yang meradang dengan hilang nyawa anggota ormas tersebut.
Nah di tengah polemik kasus ini, ternyata tokoh militer Indonesia, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mendadak muncul untuk bereaksi menyikapi kematian 6 laskar khusus FPI, dalam penyerangan terhadap anggota Polda Metro Jaya.
Padahal, Panglima Tentara Nasional Indonesia andalan Presiden Joko Widodo ini sudah cukup lama tak bersuara, terakhir kali dia muncul juga terkait masalah yang melibatkan FPI, yakni ketika Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya/Jayakarta menumbangkan baliho bergambar wajah Rizieq Shihab di seluruh wilayah DKI Jakarta, pada November 2020.
Dari keterangan tertulisnya dilansir VIVA Militer, Rabu 9 Desember 2020, jenderal asal Tegal, Jawa Tengah itu, melayangkan protes keras tindakan tegas yang dilakukan kepolisian terhadap pengikut Rizieq Shihab.
Bahkan, Jenderal TNI jebolan Akademi Militer (Akmil) 1982 menyebut apa yang terjadi di KM-50 pada Senin dinihari 7 Desember 2020, sebagai tindakan brutal dan kejam.
Sebagai orang yang cukup lama membentengi hukum di NKRI, Jenderal TNI Gatot berpendapat sebaiknya Presiden Jokowi untuk turun tangan mengusut tuntas kebenaran dari kasus itu.
"Tindakan demikian hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak pancasilais atau yang tidak berketuhanan yang maha esa dan berperikemanusiaan yang adil dan beradab," tulisnya.
Jenderal TNI Gatot menuturkan, jika memang terbukti ada pelanggaran yang dilakukan petugas kepolisian dalam kasus tersebut, maka tak cuma yang terlibat langsung saja diganjar hukum. Tapi juga pemberi perintah langsung dan tak langsung di tubuh Polri.
"Siapa pun pimpinan Polri yang patut diduga terlibat atau tidak mencegah tindakan pelanggaran hukum dan HAM berat itu," kata dia.
Untuk diketahui, Jenderal TNI Gatot sudah lama tak tampil di hadapan publik. Dia sempat muncul melalui teleconference ketika merespons pencopotan baliho Rizieq.
Sebelumnya bahkan, dia tak bisa menghadiri penyerahan Bintang Mahaputera yang diberikan Presiden Joko Widodo di Istana.
Jenderal TNI Gatot merupakan perwira tinggi TNI yang dipilih Jokowi untuk mengisi kursi jabatan Panglima TNI untuk menggantikan Jenderal TNI Moeldoko. Jenderal Gatot dilantik Presiden Jokowi pada 8 Juli 2015, dan masa tugasnya berakhir pada 8 Desember 2020.
Pria kelahiran 13 Maret 1960 ini disebut-sebut sebagai salah satu Jenderal TNI paling akrab dan menjadi jenderal kesayangan Presiden Jokowi menjaga NKRI.
Mereka sering tampil bersama dalam momen-momen yang tak pernah terjadi pada Presiden dan Panglima TNI sebelum-sebelumnya, salah satunya ketika mereka berdua naik sepeda motor menerobos masuk ke pedalaman Papua. Lalu mendampingi Jokowi untuk mengikuti Salat Jumat bersama di Monas dalam Aksi 212.[viva]