Pilkada Medan Jadi Ajang Pembuktian Antara Kekuatan Kandidat Matang Dan 'Bekingan' Presiden

Pilkada Medan Jadi Ajang Pembuktian Antara Kekuatan Kandidat Matang Dan 'Bekingan' Presiden

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kematangan seorang pemimpin menjadi yang paling dipercaya masyarakat dibanding dengan sosok yang punya pengaruh dari tokoh besar di belakangnya.

Begitu ungkapan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menanggapi jika menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution kalah di perhelatan Pilkada Medan 2020.



"Kalau Bobby gagal memenangi Pilkada ini, maka status kekerabatan dengan Presiden tidak miliki pengaruh," ujar Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (9/12).

Kekalahan Bobby juga nantinya akan makin memperlihatkan bahwa orang yang dipercaya oleh masyarakat bukanlah yang mempunyai pengaruh dari tokoh besar.

"Sekaligus menguatkan jika kandidat yang lebih matang masih dipercaya memimpin dibanding tokoh baru yang punya pengaruh dari Presiden," pungkas Dedi.

Hingga saat ini, proses penghitungan suara masih dilakukan di Pilkada Medan. Namun yang menarik, di tempat pemungutan suara (TPS) lokasi Bobby mencoblos, masyarakat yang memilih golput justru angkanya paling besar.

Dari 314 warga yang terdata dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 022, Bobby Nasution-Aulia Rachman memperoleh 73 suara. Sedangkan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi memperoleh 49 suara.

Dua suara dinyatakan tidak sah dan selebihnya, yakni 190 pemilih, tidak menggunakan hak suaranya. (RMOL)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita