GELORA.CO - Wartawan Forum News Network (FNN) Edi Mulyadi membeberkan pengakuan saksi di tempat kejadian penembakan 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) di jalan tol Jakarta Cikampek km 50 pada Senin lalu.
Edi Mulyadi menjelaskan, beberapa saksi mata yang merupakan pemilik warung di lokasi kejadian, mengakui tidak ada aksi saling serang dan tembak-menembak seperti yang diklaim pihal Polisi.
“Di lokasi ini, sebelumnya tadi saya sempat ngobrol dengan beberapa pemilik warung di sekitar sini. Mereka mengatakan peristiwanya kira-kira jam setengah 1 pagi,” kata Edi Mulyadi dikutip chanel YouTube, Kamis (10/12).
Edi menjelaskan, menurut pengakuan warga sekitar, pertama terdengar keributan, ada sebuah mobil dengan kondisi roda yang tidak utuh, dipepet oleh dua mobil polisi.
“Menurut salah seorang pemilik warung, mengatakan bahwa, mobil yang masuk ke sini, kondisi bannya sudah tidak utuh. Bannya sudah tidak ada. Tinggal pelak aja. Kemudian, saksi mata mengatakan, mobil itu dipepet dua mobil polisi. Tidak lama terdengar dua kali tembakan. Saya tanya tukang warung di sini dada dua kali tembakan,” beber Edi Mulyadi.
Setelah terdengar dua tembakan, warga keluar, namun dihalangi polisi. “Setelah itu beberapa warga di sini itu keluar, tapi polisi sudah banyak dan mereka diusir, pergi..pergi.. pergi.. teroris.. teroris..” katanya.
“Jadi dari awal Polisi sedang menyebarkan apa yang disebut dengan stigma. Orang-orang yang mau dekat ke arah lokasi tembakan, disebut teroris. Tidak ada polis line,” ucap dia lagi. (*)