GELORA.CO - Kasus kumulatif kematian COVID-19 di Jawa Timur berjumlah 5.637 kasus. Khusus pada bulan Desember 2020 hingga Senin (28/12), kasus kematian menembus 1.230 kasus dalam 28 hari.
Dari data Satgas COVID-19 Jatim, angka kematian disebabkan COVID-19 di Jatim pada 30 November berada di angka 4.407 kasus.
Dalam kurun waktu 28 hari di Desember ini, angka kematian bertambah 1.230 kasus menjadi 5.637. Bila dirata-rata, angka kematian di Jatim di bulan Desember ini berjumlah 43 kasus per-harinya.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril mengatakan kematian pasien COVID-19 di Jatim yang tinggi disebabkan komorbid yang diderita pasien.
"Jumlah kasus kematian dengan komorbid di Jatim ini tinggi. Angkanya mencapai 91 persen dari total kasus kematian. Itu salah satu penyebabnya," ujarnya saat dikonfirmasi detikcom, Senin (28/12/2020).
Jibril menjelaskan, komorbid yang paling banyak menjadi penyerta kematian pasien COVID-19 yakni gagal ginjal, diabetes, hipertensi hingga jantung. Pada prosesnya, komorbid-komorbid tersebut menyebabkan adanya pasien gagal nafas, gagal jantung dan infeksi sistemik.
Dirinya juga menilai, saat ini muncul kelompok masyarakat yang tidak percaya akan COVID-19 dan percaya COVID-19.
"Seringkali, ada banyak pasien yang sudah telat dibawa ke rumah sakit. Kondisinya sudah buruk, misal saturasi oksigennya di bawah 80 persen. Nah adanya kelompok yang tidak percaya ini, turut mempengaruhi, bagaimana seseorang apakah dirinya terpapar COVID-19 atau tidak," terangnya.
"Tapi ketika orang itu mawas diri, misal merasa ada gejala langsung swab dan mendapat penanganan yang baik, maka COVID-19 ini tidak sampai komplikasi dengan komorbidnya (Bila seseorang punya komorbid)," imbuhnya.
Jibril menambahkan Satgas COVID-19 masih banyak menemui kasus death on arrival.
"Jadi meninggal karena sudah terlambat dan meninggal di UGD. Kebanyakan saat ini fenomena yang terjadi banyak masyarakat yang takut untuk ke rumah sakit, sehingga ketika ke rumah sakit kondisinya sudah berat, sudah terjadi happy hypoxia. Saturasi oksigen sudah terlanjur di bawah 80 persen," pungkasnya.(dtk)