GELORA.CO - Sebuah utasan di akun Twitter @victoriayovita ramai dibanjiri komentar warganet. Bagaimana tidak, dalam utas itu Victoria menunjukkan curhatan pengirim yang dimintai uang oleh oknum polisi agar bisa menuntaskan kasusnya.
Victoria menjelaskan bahwa utasan itu hanya titipan pengirim yang menceritakan pengalaman tak mengenakkannya.
Cerita pertama cuitan di akun @victoriayovita mengisahkan tetangga dari pengirim yang hampir diperkosa oleh teman kakak laki-lakinya.
Peristiwa itu diketahui oleh warga sekitar. Warga pun mendorong agar bapak dari korban melaporkan kasus ini ke polisi. Namun, bukannya menangkap pelaku, polisi ini malah meminta korban menyiapkan uang 12 juta.
"Apa bener kalau mau menjarain orang harus kita yang bayar?," tanya pengirim dalam pesan itu seperti dikutip pada Sabtu (5/12/2020).
Diketahui dalam utas di akun @victoriayovita, kasus ini tidak ditindaklanjuti oleh korban karena pihaknya tak mampu menyiapkan uang sebanyak itu. Alhasil, hanya diselesaikan dengan pelaku memberikan uang kepada korban.
Tak hanya curhatan dari satu pengirim, akun @victoriayovita juga membagikan cerita penyintas lainnya.
"Kak sumpah ini lagi dialamin di daerah aku. Nah, kasusnya itu pelecehan seksual ke anak dibawah umur. Kasusnya sudah terjadi dua bulan yang lalu, cuman kemarin baru aja pelaku ditangkap polisi," jelas pengirim lainnya.
"Cuman tadi ada berita lagi kalau ternyata si pelaku nggak jadi di penjara, cuman sebatas tahanan kota dengan alasan barang bukti kurang kuat dan penjara penuh karena covid," lanjut ceritanya.
Selain cerita korban pelecehan seksual, utasan di akun @victoriayovita juga menunjukkan beberapa kasus lainnya yang ditangani oleh polisi.
Pemilik akun @victoriayovita merasa takut karena membagikan cerita-cerita tentang penanganan yang kurang dari pihak berwajib.
Unggahan Victoria pun memicu warganet untuk membagikan pengalaman tak menyenangkan lainnya dengan oknum polisi.
"Gue pernah kejambret malam-malam pas masih kuliah, terus pas bikin surat kehilangan di Polsek diminta 'uang administrasi seikhlasnya'. Gue bilang aja dompet saya hilang pak, ini aja mau makan besok bingung bayarnya. Akhirnya isilopnya ngalah," curhat akun @bern***.
"Aku bingung banget kenapa sih segalanya harus pakai uang? Oh ya mau sekalian nanya. Kok di dalam sel boleh megang handphone ya? Terus kenapa di dalam sel itu harus bayar uang makan dan tidur (kamar) perminggu? Kok kayak lagi asrama pesantren ya? Apa memang gitu? Sorry gue nggak tahu," tanya akun @lamnot***.
"Dari pengalaman orang terdekat yang pernah masuk sel. Iya emang bayar gitu buat tidur sama makan. Katanya kalau nggka dikirim atau dibayar gitu ya nggak bakal makann. Tidur pun kayak beda tempat gitu. Aneh sih memang," jelas akun @nunw***.
"Pelecehan seksual memang kendalanya selalu dibukti dan pembuktian. Mungkin si anak bisa dibawa ke lembaga perlindungan perempuan dan anak seperti WCC (Woman Crisis Centre) di daerah masing-masing biar mendapat bantuan, baik disisi psikologis atau hukum jangan khawatir soal biaya," ungkap akun @sgrbby***.
Tapi, ada juga warganet yang menjelaskan bahwa tak semua polisi bertindak seperti itu, hanya beberapa oknum saja.
"Menurutku tergantung polisinya masing-masing. Masih ada kok yang beneran mau bantuin tanpa embel-embel duit," komentar akun @Cinn***.
"Kalau gue malah kebalikannya. Dulu pas SMA pulang sekolah ditodong sama orang mabok. Pas lapor polisi, polisinya bilang 'uangnya berapa yang di ambil? Bapak ganti aja'," cerita akun @ydhstrws. []