GELORA.CO - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sependapat dengan mantan wakil presiden (Wapres) Jusuf Kalla tentang adanya kekosongan kepemimpinan formal di negeri ini. Hal yang membuat nama Habib Rizieq Syihab (HRS) berkibar dan menjadi idola baru masyarakat yang tidak puas dengan kinerja pemerintahan.
“Itu sebelum Pak Jusuf Kalla mengucapkan itu, dua tahun lalu saya sudah katakan. Sebenarnya ini orang banyak marah karena banyaknya ketidakadilan dan orang sedang mencari figur pemimpin yang berani menyatakan, melakukan nahi munkar, mendobrak kebatilan dan itu kemudian diwakili oleh Habib Rizieq, ”ucap Mahfud di channel Youtube Berita Satu berjudul ‘Mahfud Tanggapi JK & Revolusi Rizieq’ , yang diunggah Jum’at (11/12).
Menurut Mahfud, keberadaan Front Pembela Islam (FPI) mengisi kekosongan ruang mereka yang berjuang menegakkan kebenaran. Karena itu, ia sependapat dengan Jusuf Kalla yang mampu menyerap aspirasi masyarakat semua pihak.
“Yang lain hanya amar ma’ruf, menasihati-menasihati. Sehingga, ini betul Pak Jusuf Kalla, saya kira masih bisa dijejak digitalnya, saya sudah mengatakan itu dulu, ”ucap mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.
Mahfud pun menganalisis, tidak semua orang yang memerintah HRS benar-benar mengidolakannya atau mendukungnya. Selama ini, partai atau ormas Islam memang memilih dakwah, minta saja, tapi tidak ingin menegakkan kebenaran. Hadirnya FPI mengisi ruang tersebut untuk melengkapi dakwah Islam.
“Kali ini bukan soal orang menjadi pengikut (HRS), itu orang mau protes mencari tumpangan. Kan saya sudah mengatakan itu juga dulu. Itu adalah fakta kita, oleh sebab itu, mari kita perbaiki bersama-sama. Kalau itu pihak dengan Islam, partai Islamnya ya ada PKS, PKB, PAN. Ormasnya NU, Muhammadiyah, dll. Fungsi nahi munkarnya tidak dilakukan secara penuh, sehingga orang yang mencari cantolan muncullah nama Habib Rizieq,” kata Mahfud. (*)