GELORA.CO - Kasus tewasnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak mati polisi di KM 50 tol Jakarta-Cikampek turut disoroti pakar telematika Roy Suryo Notodiprojo.
Namun secara khusus, Roy Suryo lebih menyoroti soal keberadaan CCTV di tol Japek, tepatnya di lokasi yang disinyalir menjadi tempat insiden penembakan laskar FPI mengalami gangguan.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu berharap gangguan CCTV yang disampaikan Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Marga Syubakti Syukur tak berujung polemik seperti pada kasus buronan KPK, Harun Masiku.
Kala itu, pengungkapan rekaman CCTV di Bandara Soekarno Hatta terkendala sebelum akhirnya diungkap media dengan ada sosok Harun Masiku dalam rekaman CCTV bandara.
"Kalau memang benar penjelasan Dirut Jasa Marga Subakti Syukur di depan Komnas HAM bahwa rekaman CCTV di KM 50 tol Japek tersebut tidak rusak, hanya 'terhambat pengiriman datanya', semoga tidak terlalu lama seperti kasus Harun Masiku tempo hari," ujarnya di akun Twitternya, Senin (14/12).
"Kita berharap kasus cepat clear," jelas Roy Suryo.
Pernyataan adanya gangguan CCTV tol Jakarta-Cikampek KM 50 disampaikan Direktur Utama (Dirut) PT Jasa Marga, Syubakti Syukur saat diperiksa Komnas HAM.
Ia menyatakan bahwa rekaman CCTV di lokasi tersebut tidak rusak. Dokumen terkait peristiwa pun telah diserahkannya kepada Komnas HAM.
"CCTV yang dikabarkan rusak itu sebenarnya enggak. CCTV kita itu semuanya berfungsi,” kata Syubakti di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat.
“Jadi CCTV kita di Jakarta-Cikampek maupun elevated di bawahnya itu ada 277 CCTV. Kemarin memang kebetulan terganggu, itu bukan CCTV-nya. CCTV tetap berfungsi, tapi pengiriman data itu terganggu hanya 24 CCTV dari KM 48, 49 sampai 72,” jelas Syubakti. (*)