GELORA.CO - Sangar dan tegas, mungkin itu lah dua hal yang bisa menggambarkan sosok seorang Letjen TNI (Purn.) Edy Rahmayadi. Ya, dia adalah mantan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad), yang kini menduduki jabatan Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Setelah memenangkan Pilgub Sumut 2018, Edy pun resmi menjadi Gubernur Sumut per 5 September 2018. Di sini lah Edy mendapatkan banyak pengalaman baru. Meskipun dikenal sangar dan tegas, ternyata Edy punya sisi kepedulian yang sangat besar bagi rakyat kecil.
Seperti pada saat mengundang ratusan tukang becak ke rumah dinas Gubernur Sumut untuk berbuka puasa pada 2019 silam. Dalam kesempatan itu, Edy memuji kerja keras para penarik becak untuk mencari nafkah yang halal. Secara mengejutkan, Edy mengatakan bahwa penghasilannya sebagai Gubernur Sumut belum bisa dipastikan halal.
"Mulia lah kalian, karena yang kau raih adalah nafkah yang halal. Apa bisa kalian pastikan aku yang berdiri di sini, seorang gubernur, mendapat nafkah yang halal? Yang tahu aku, Allah, dan staf-stafku," kata Edy.
Jebolan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1985 ini memang terkenal dengan ketegasannya. Bagaimana tidak, Edy menghabiskan 34 tahun hidupnya bersama TNI Angkatan Darat.
Sejumlah posisi pernah diembannya, mulai dari di komando tempur hingga komando teritorial. Pada 2014 silam, Edy dipercaya menjadi Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) I Kostrad. Setelah itu, pria kelahiran Sabang, Aceh, 10 Maret 1961, ditunjuk menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/Bukit Barisan (BB).
Pada 2015, pangkat Edy naik menjadi bintang tiga atau Letnan Jenderal (Letjen) TNI setelah didapuk menjadi Pangkostrad, menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad).
Saat menjabat Pangkostrad, Edy juga terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), pada 10 November 2016. Kemudian pada 2018, Edy pada akhirnya memutuskan pensiun dini dan maju dalam Pemilihan Gubernur Sumut.[viva]