GELORA.CO - Sekitar 20 tahun menjadi relawan di MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) dokter Sarbini Abdul Murad pernah bertugas di empat negara yang sedang berperang, yaitu Afghanistan (2002), Irak (2003), Lebanon (2006), dan Palestina (2009). Ada banyak pengalaman mengharukan, menakutkan, sekaligus juga penuh keajaiban yang dilaluinya.
Saat di Afghanistan, misalnya, dia bersama timnya pernah mengemban misi pengobatan ke suatu wilayah. Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, sopir yang mengemudikan kendaraan sengaja melintasi jalur-jalur yang tak lazim. Saat kembali usai menunaikan misi tim Sarbini dicegat pasukan Afghanistan. Mereka meminta tim medis tidak melanjutkan perjalanan menggunakan jalur tersebut karena sedang dilakukan pembersihan ranjau.
"Rupanya saat kami masuk, jalur yang dilalui itu merupakan ladang ranjau. Alhamdulillah tak satupun yang meledak," tutur Sarbini yang biasa disapa 'dr Ben' kepada tim Blak-blakan detikcom, Rabu (2/12/2020).
Lain lagi kisah saat di Irak. Dia dan beberapa temannya sesama dokter harus melewati daerah yang tengah berlangsung pertempuran artileri. "Saya bilang ke teman, andai meriam itu meledak ke tubuh kita, bisa langsung sampai ke Jakarta," ujarnya.
Keajaiban lain menyangkut keterampilannya sebagai dokter. Suatu kali, ada pasien korban perang yang harus dioperasi. Karena tak ada dokter bedah, dialah yang terpaksa harus melakukannya. Bahkan ketika obat-obatan habis, kepada para pasien yang luka-luka dia akhirnya cuma mengoleskan madu. "Itu sewaktu di Afghanistan kejadiannya. Alhamdulillah sembuh," tutur Sarbini Abdul Murad.
Sosok dokter berperawakan jangkung dengan cambang dan kumis yang sebagian telah memutih itu mulai menjadi perhatian terkait kasus Habib Rizieq Shihab. Pangkalnya adalah uji swab yang dilakukan tim medis dari organisasi yang dipimpinnya, MER-C. Publik bertanya-tanya karena selama ini mengenal organisasi itu lebih banyak beraktivitas di daerah bencana atau konflik dan peperangan.
Selain itu, publik selama ini kadung mengenal MER-C identik dengan sosok dr Joserizal Jurnalis yang baru berpulang pada 20 Januari 2020. Sarbini Abdul Murad menyadari hal itu. Selama ini dirinya lebih banyak memainkan peran diplomasi, membangun lobi-lobi untuk membuka jalan bila relawan akan menunaikan misi kemanusiaan.
"Kalau melakukan misi ke Palestina, biasanya harus ke Mesir dulu. Saya antara lain Tim Advance yang melakukan kontak-kontak untuk membuka jalan," tutur lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Aceh, 1995 itu.
Sebelum dipercaya menjadi Ketua Presidium MER-C, dr Ben pernah bertugas sebagai relawan ke wilayah yang diterjang bencana alam seperti tsunami Aceh, hingga gempa bumi di Iran (2004) dan Kashmir - Pakistan (2005).[]