GELORA.CO - Salah satu laskar FPI pengawal Habib Rizieq (HRS) membeberkan kronologi penembakan 6 rekannya di Tol Jakarta-Cikampek.
Kronologi peristiwa disampaikan dalam program acara Mata Najwa bertajuk “Silang Versi FPI-Polisi” pada Rabu malam (16/12).
Laskar FPI yang tidak disebutkan identitasnya itu mengaku ikut mengawal HRS bersama 6 laskar FPI yang meninggal akibat ditembak polisi.
Ia menyatakan tidak satu mobil dengan 6 laskar FPI yang meninggal, sehingga lolos dari maut.
Pengakuan laskar FPI ini disampaikan melalui rekaman suara yang diputar Mata Najwa.
“Mata Najwa secara eksklusif mendapatkan penuturan salah satu anggota FPI yang berada di dalam rombongan pengawalan FPI pada peristiwa penembakan 7 Desember lalu,” ucap host Mata Najwa, Najwa Shihab.
Berikut ini kesaksian laskar FPI pengawal Habib Rizieq di Mata Najwa:
Bagaimana sebenarnya kronologi peristiwa penembakan enam anggota laskar di dalam tol?
Jadi waktu itu ada jadwal Habibana ada pengajian di suatu tempat.
Kita memang ditugasi untuk mengawal Habibana dari jalan sampai ke lokasi. Itu memang tugas kita.
Tapi sebelumnya ada info dari teman yang sudah stay selama beberapa hari di situ, dicurigai tuh, ada tiga mobil dicurigai yang standby di situ.
Begitu kita keluar dari komplek Sentul itu menuju ke suatu tempat untuk pengajian, di situ ada mobil yang dicurigai itu dengan spontan menyalakan mobilnya.
Itu ada satu mobil pertama jalan, kita curiga. Enggak lama satu mobil lagi langsung respon menyalakan lagi, langsung mau masuk ke barisan rombongan Imam Besar mendekat ke Habibana.
Merasa khawatir saya langsung menghampiri mobil yang mencurigakan itu dan menjauhkan dari mobil Habibana.
Ketika sampai di Tol Cikampek apa yang terjadi?
Berlanjut sampai mau keluar tol Karawang Timur.
Pas keluar tol Karawang Timur mereka bermunculan kembali mobil-mobil yang kita curigai dan kita usir.
Sengaja kita perlahan akses dia (pengintai) untuk masuk ke barisan. Kita alihkan sehingga mereka enggak bisa ikuti rite yang habibana tuju.
Dari situ sempat terjadi kejar-kejaran?
Dari situ kita bawa berputar-putar sehingga dia kepancing ikut kita. Kita puter-puter daerah Karawang menuju pintu tol Karawang Barat.
Dari situ pun sempat gontok-gontokan juga. Pada akhirnya ketemu di suatu tempat gelap.
Apa yang terjadi setelah itu?
Tiga mobil itu nutup saya dan mau mepet ke pinggir trotoar
Saat kejar-kejaran, apa yang terjadi?
Di depan ada mobil korban, Chevrolet. Mobil almarhum, tim sweeper juga yang dua mobil itu.
Lalu saya lewati mobil korban, saya ambil zigzag ke kiri. Di depan mobil ini ada truk tingkat tiga. Mobil truk pengangkut mobil baru. Kita masuk tol.
Dari tol kita sempat nanyain keadaan almarhum nih, tim yang Chevrolet itu, korban.
Ternyata ada suara kegaduhan di situ. Kita curiga, sempat kita berhenti pelan
Karena semakin enggak jelas, nih. Kita panggil, kita di tol enggak bisa muter balik.
Jujur enggak bisa muter balik karena semakin enggak jelas, terus hening telponnya, ditelpon kembali enggak bisa.
Semua yang ada di situ kita coba telfonin tetep enggak bisa. Sambil kita berjalan menuju ke Rest Area KM 57.
Polisi menyebut sempat ada perlawanan dengan senjata api dan senjata tajam. Apakah barang-barang itu milik laskar?
Kalau soal tuduhan kepemilikan senjata api itu, enggak ada di kita. Dan untuk baku tembak di tol enggak ada, di FPI itu enggak ada.
Bukan punya kita dan itu fitnah, dan kita enggak pernah punya seperti itu. Dan provokasi itu bukan dari kami.
Eksklusif, pengakuan Laskar FPI dalam Rombongan Rizieq Shihab#MataNajwaSilangVersiFPIPolisi#MataNajwa pic.twitter.com/4wz8Jnz1v6
— TRANS7 (@TRANS7) December 16, 2020
[psid]