KAHMI: Perlu Penyelidikan Mendalam Atas Peristiwa Tol Jakarta-Cikampek

KAHMI: Perlu Penyelidikan Mendalam Atas Peristiwa Tol Jakarta-Cikampek

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) prihatin dan menyesalkan berbagai peristiwa kekerasan yang berakibat pada terganggunya perasaan aman di dalam masyarakat dan mendukung segenap upaya pemerintah untuk menyelesaikan berbagai tindak kekerasan secara  transparan dan bertanggungjawab.

Demikiaan disampaikan Koordinator Presidium Majelis Nasional KAHMI Sigit Pamungkas dalam keterangan pers, Rabu (9/12).

Sikap ini menanggapi beberapa kekerasan yang terjadi secara beruntun beberapa bulan ini, meskipun satu dengan yang lain tidak  terkait.

Terjadi penembakan di Kabupaten Intan Jaya, Papua yang menimbulkan korban jiwa (September 2020), aksi terorisme di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (November 2020), dan terakhir terbunuhnya 6 orang di Tol Jakarta-Cikampek (7 Desember 2020).

Dua kekerasan yang  terjadi di Intan Jaya dan Sigi, pemerintah bersikap tegas. Pada kekerasan di Intan Jaya, pemerintah membentuk dan menerjunkan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Pada kekerasan di Sigi, Presiden Joko Widodo mengecam tindakan tersebut dan menggencarkan kembali operasi Tinombala.

"Tindakan pemerintah tersebut sudah tepat dan patut diapresiasi. Negara hadir untuk memberi perlindungan dan menjamin keselamatan rakyat," kata Sigit Pamungkas.

Pada peristiwa terbunuhnya 6 orang di Tol Jakarta-Cikampek, terdapat dua versi penjelasan kasus antara yang dijelaskan oleh pihak Polda Metro Jaya dan Front Pembela Islam (FPI) sehingga menimbulkan kontroversi di tengah masyarakat.

"KAMI menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang menelan korban jiwa atas peristiwa di Tol Jakarta-Cikampek. Hukum harus ditegakkan dengan adil dan tidak dengan kekerasan serta penggunaan senjata untuk penegakkan hukum harus proporsional. Oleh karenanya perlu penyelidikan mendalam atas peristiwa tersebut," terang Sigit Pamungkas.

KAMI mendukung Komnas HAM membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap peristiwa yang sesungguhnya terjadi yang berakibat pada timbulnya korban jiwa pada peristiwa di Tol Jakarta-Cikampek tersebut.

"Kepala Kepolisian Indonesia (Kapolri) untuk proaktif dan terbuka mengusut tuntas peristiwa penembakan di Tol Jakarta-Cikampek," lanjut Sigit Pamungkas.

Aparat penegak hukum untuk bekerja profesional, responsif dan transparan agar masyarakat mendapat perlindungan, pulih rasa aman, terpenuhinya keadilan dan dapat beraktivitas secara berkesinambungan.

Negara juga untuk senantiasa hadir memberi rasa aman, perlindungan dan keadilan bagi masyarakat sehingga dapat memperkuat sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kepada masyarakat dihimbau untuk menahan diri dan tidak mengambil langkah atau melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan hal-hal yang dapat memperkeruh suasana.

"Segenap pimpinan KAHMI di semua tingkatan untuk menjaga persatuan, meningkatkan kewaspadaan serta melakukan koordinasi secara cepat dengan struktur KAHMI dan aparat penegak hukum jika ditemukan kejadian atau aksi yang mengarah pada gangguan harmoni masyarakat," demikian Sigit Pamungkas. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita