GELORA.CO - Indonesia dan Jerman menandatangani perjanjian kerja sama keuangan yang menandai permulaan sejumlah proyek kerja sama bilateral dengan total nilai kerja sama 126,5 juta euro atau sekitar Rp 2.1 triliun. Dana itu berasal dari Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ).
Kerja sama Indonesia-Jerman, yang sudah berlangsung 60 tahun, diperluas dengan dua proyek baru di bidang energi dan perlindungan lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati. Kerja sama ini diharapkan bisa mendukung upaya Indonesia mencapai Agenda 2030, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan proyek Indonesia-Jerman dalam ‘Program Dukungan Hutan Sosial’
‘Program Dukungan Hutan Sosial’ ditujukan untuk mendukung Indonesia dalam usaha ambisiusnya menetapkan 12,7 juta hektar hutan sosial di seluruh Nusantara. Program ini juga untuk mendukung instansi berwenang maupun masyarakat dalam menerapkan model pengelolaan hutan yang berkelanjutan secara sosial, ekologis, dan ekonomi.
Kedutaan Besar Jerman dalam keterangannya pada Selasa, 8 Desember 2020 menjelaskan proyek ini akan didanai melalui dana hibah senilai 11,5 juta euro dari bank pembangunan Jerman KfW dan dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI di sejumlah lokasi terpilih di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Barat.
"Sebagai salah satu Mitra Pembangunan Global Jerman, Indonesia adalah pemain kunci dalam menghadapi isu-isu pembangunan global. Jerman mendukung tekad Indonesia untuk mencapai Agenda 2030 dan komitmennya terhadap mitigasi perubahan iklim," kata Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof.
Dengan tujuan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan lebih lanjut, Jerman mengucurkan uang pinjaman dengan tarif preferensial untuk proyek “1000 Pulau – Program Energi Terbarukan untuk Elektrifikasi, Fase III”. Proyek ini mencakup perpanjangan program REEP yang telah sukses mempromosikan solusi penyediaan listrik berbasis energi terbarukan untuk grid pulau-pulau kecil.
Secara keseluruhan program ini untuk memajukan energi hijau yang ramah iklim, berkelanjutan, dan terjangkau untuk pulau-pulau kecil dan kawasan terpencil di Indonesia yang semakin banyak.
Sebelumnya, fase pertama dan kedua Program REEP masing-masing terfokus pada sistem berbasis sel surya dan mikrohidro. Sementara fase ketiga, kemungkinan akan terfokus pada meningkatkan skala kedua teknologi ini lebih lanjut. Sehubungan dengan keutamaannya yang besar, fase ketiga proyek ini akan mendapatkan pinjaman preferensial dari Bank KfW hingga 115 juta euro atau Rp 1,9 triliun. []