GELORA.CO - Tahun 2020 segera berlalu dalam hitungan hari. Diharapkan tahun 2021 membawa pencerahan bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Tahun 2020 telah dipenuhi beragam masalah. Mulai dari anjloknya ekonomi di awal tahun yang kemudian diperparah dengan kehadiran pandemi Covid-19, hingga kriris kesehatan yang menghantui masyarakat.
Tidak hanya itu, penegakan hukum juga masih terasa tebang pilih. Tajam pada pihak yang kritis dan tumpul ke mereka yang membela rezim.
Begitu catatan akhir tahun dari Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule saat berbincang dengan redaksi, Senin (28/12).
Iwan Sumule juga mencatat bahwa di tahun ini, pemerintah juga telah membuat dua UU kontroversi yang ditentang keras oleh ProDEM sejak masih berwujud rancangan. Keduanya adalah UU Cipta Kerja yang bisa membuat buruh menderita dan UU Corona, yang dikhawatirkan membuat keuangan Indonesia semakin mudah dibobol oknum.
Atas alasan tersebut, Iwan Sumule berharap 2021 menjadi momentum perubahan bagi negeri ini.
“Tahun 2021 adalah tahun perubahan, bagi yang ingin perubahan,” tegasnya.
Dia mengingatkan bahwa gejolak politik, ekonomi, hingga keadilan sosial di tahun 2020 berpotensi meledak jika tidak segera ditangani. Demi menghindari perpecahan di negeri ini, maka dibutuhkan sosok pemimpin yang handal.
“Kemunduran demokrasi dan keterpurukan ekonomi dapat memicu gejolak sosial, sehingga dibutuhkan kepemimpinan nasional agar tak chaos,” tekannya.
Lebih lanjut, Iwan Sumule menyatakan kesepakatannya pada kelompok emak-emak yang terafiliasi dalam Perempuan Peduli Nusantara (PPN).
Pada bulan Agustus lalu, mereka berkunjung ke kantor Rizal Ramli dan berkeluh kesah tentang kenaikan iuran BPJS Kesehatan, sistem pendidikan online yang menambah beban biaya lantaran harus membeli kuota internet, dan penyaluran dana bansos yang masih semerawut.
Dalam kondisi seperti ini, mereka ingin laju pemerintahan dinakhodai kembali oleh Rizal Rami sebagaimana pernah menjadi arsitek ekonomi di era Gus Dur. Saat itu, Rizal Ramli mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari minus 3 persen ke positif 4,5 persen kurang dari 2 tahun.
“Emak-emak minta Rizal Ramli pegang kepemimpinan nasional,” demikian Iwan Sumule. (*)