GELORA.CO - Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Gerindra, Habiburokhman menyoroti kasus Haikal Hassan Baras yang dipolisikan karena mengaku mimpi bertemu Rasulullah.
Haikal Hassan dilaporkan ke polisi oleh Ketua Umum Forum Pejuang Islam, Gus Rofi’i. Ia menduga Haikal Hassan bohong. Karena itu, Gus Rofi’i meminta Haikal membuktikan mimpinya di pengadilan.
Menanggapi hal itu, Habiburokhman menegaskan bahwa bukan Haikal Hassan yang harus membuktikan mimpinya.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini mengatakan, pelaporlah yang seharusnya menunjukkan bukti bahwa Haikal Hassan bohong.
“Selaku anggota Komisi Hukum DPR saya benar-benar terusik. Logika jangan terbalik. Bukan Babeh Haikal yang harus membuktikan bahwa beliau bermimpi bertemu Rasulullah, justru orang yang menuduh Babeh Haikal berbohong yang harus buktikan dalilnya,” cetus Habiburokhman dikutip dari akun Twitter pribadinya, @habiburokhman, Selasa (29/12).
Juru Bicara Partai Gerindra ini meyakini polisi tidak akan membuang-buang waktu dan tenaga untuk mengurusi mimpi seseorang.
“Saya percaya Pak Kapolri yang baik tidak akan membiarkan sumber daya Polri baik tenaga, biaya maupun waktu terbuang percuma hanya untuk mengusut benar atau tidaknya seseorang bermimpi sesuatu. Banyak kasus-kasus hukum lain yang lebih penting untuk diusut,” tandas Habiburokhman
Diketahui, Ketua Umum Forum Pejuang Islam, Gus Rofi’i melaporkan Ustadz Haikal Hassan Baras ke polisi karena mengaku mimpi bertemu Rasulullah.
Dalam laporan polisi nomor TBL/7433/XII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ, Haikal Hasan dianggap menyebarkan berita bohong melalui media elektronik, melakukan penodaan agama yang menimbulkan keonaran dan rasa kebencian.
“Penilaian kita kebohongannya terletak di mana? kan begitu. Saya yakin Ustadz Haikal itu tidak bertemu Rasulullah,” ucap Gus Rofi’i saat menjadi narasumber dalam acara talk show Dua Sisi tvOne bertajuk ‘Ketika Mimpi Diancam Bui’, Kami (17/12) malam.
“Makanya saya menuntut itu untuk membuktikan bahwa Ustadz Haikal bertemu Rasulullah maka dia harus membuktikan ke pengadilan bagaimana ciri-ciri dan wajah Rasulullah dan itu sulit dibuktikan,” tambah Gus Rofi’i.[psid]