GELORA.CO - Meninggalnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak oleh kepolisian adalah peristiwa kemanusiaan yang patut menjadi perhatian publik.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf, gelombang dukungan terhadap enam laskar FPI yang belakangan terus mengalir murni sebagai bentuk mencari keadilan.
"Kalian berhak tak suka dengan HRS (Habib Rizieq Shihab) atau FPI. Tapi 6 nyawa pemuda laskar ini juga manusia yang berhak mendapatkan keadilan meskipun sekarang mereka tak lagi bisa bersuara," kata Gde Siriana di akun Twitternya, Selasa (15/12).
Baginya, keadilan harus benar-benar ditegakkan dalam pengusutan fakta yang terjadi dalam insiden penembakan di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek beberapa waktu lalu.
"Keadilan bukan untuk mencari kebenaran semata, tetapi untuk menempatkan kemanusiaan di atas kebenaran itu sendiri," tegasnya.
Saat ini, Bareskrim Polri telah melakukan reka ulang adegan atau rekonstruksi insiden di KM 50 Tol Japek pada Senin dinihari (14/12). Ada empat titik yang menjadi lokasi rekonstruksi, dua lokasi di dalam tol, dan dua lainnya di luar tol.
Empat laskar FPI ditembak dalam perjalanan di kantor polisi, tepatnya di KM 51 karena dianggap melakukan perlawanan dalam mobil. (*)