GELORA.CO - Kedatangan diplomat Jerman ke markas Front Pembela Islam di Petamburan beberapa waktu lalu dinilai sebagai hal yang wajar.
"Kedatangan pemerintah Jerman ke FPI menurut saya wajar, sebagai bentuk perhatian Jerman pada persoalan domestik RI," kata Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS), Gde Siriana Yusuf di akun Twitternya, Senin (21/12).
Selain sebagai bentuk perhatian kepada dinamika di dalam negeri, kedatangannya juga disinyalir karena negeri panzer memiliki beragam kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
Salah satu yang disinggung Gde Siriana adalah soal utang Indonesia kepada Jerman yang belum lama ini disepakati untuk penanganan pandemi Covid-19 dengan nilai 550 juta euro atau setara Rp 9,1 triliun.
"Selain soal dugaan pelanggaran HAM atas terbunuhnya 6 laskar FPI, juga soal bantuan utang Jerman untuk penanganan pandemi yang dikorupsi dalam bansos. Gimana (Jerman) enggak marah?" tandas Gde Siriana.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri memastikan telah mengonfirmasi kedatangan diplomat Jerman ke markas FPI di Petamburan.
Dikatakan Jurubicara Kemlu, Teuku Faizasyah, pihaknya telah memanggil Kepala Perwakilan Kedutaan Jerman di Jakarta pada Minggu (20/12) untuk mengonfirmasi sekaligus menyampaikan protes atas kegiatan staf Kedutaan Jerman yang mendatangi markas FPI.
Hasil konfirmasinya, keberadaan staf Kedubes Jerman di markas FPI atas inisiatif pribadi, tanpa mendapatkan perintah atau sepengetahuan dari pimpinan kedutaan.
"Atas kejadian ini, Kepala Perwakilan Kedubes Jerman sampaikan permintaan maaf dan penyesalannya atas kejadian tersebut," ujar keterangan Kemlu RI. (*)