GELORA.CO - Sebelum insiden penyerangan dan penembakan, Front Pembela Islam (FPI) mengungkap telah diintai selama 24 jam oleh institusi negara.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Umum (Sekum) DPP FPI, Munarman yang membeberkan beberapa hal sebelum terjadinya peristiwa tewasnya enam laskar pengawal Habib Rizieq Shihab.
Menurut Munarman, sejak pulangnya Habib Rizieq ke Indonesia, beberapa tempat yang disinggahi Habib Rizieq sudah diintai oleh institusi negara.
"Bahwa Beberapa hari lalu memang ada beberapa pengintai di Pondok Pesantren Habib Rizieq yaitu hari Jumat ya, ada beberapa pengintai yang ditugaskan oleh institusi resmi negara. Saya tidak mau sebut. Oleh institusi resmi negara yang ditugaskan mengintai 24 jam mereka menggunakan drone dan peralatan canggih lainnya," ujar Munarman seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/12).
Munarman meyakini bahwa pengintai tersebut berasal dari institusi resmi negara setelah terjadinya komunikasi terhadap pengintai yang ketahuan oleh laskar.
"Dan kemudian ada komunikasi dari laskar yang menjaga Pondok Pesantren Habib Rizieq di Megamendung itu, dengan para pengintai. Karena kebetulan mereka terjebak dengan cara pengintaian mereka sendiri yang tidak profesional," kata Munarman.
"Ada komunikasi antara laskar penjaga markas syariah Megamendung dengan para pengintai. Ada 3 orang yang berhasil dikomunikasikan. Dan kita mendapatkan semua data-datanya. Data-datanya kita dapatkan semua, identitas kita dapatkan semua," sambung Munarman.
Munarman pun menyebut bahwa pengintaian diduga oleh institusi negara tersebut terjadi di tiga tempat. Yaitu, Megamendung, Sentul dan Petamburan.
"Artinya yang mau saya sampaikan disini Habib Rizieq sejak kepulangannya memang diintai secara tepat 24 jam ada 30 orang. Masing-masing 10 orang di Petamburan, 10 orang di Sentul, 10 orang di Megamendung. Jadi kita sudah tau sebetulnya," pungkasnya(RMOL)