GELORA.CO - Donald Trump menggelontorkan jutaan dollar untuk penghitungan ulang di dua distrik basis terbesar Partai Demokrat di negara bagian Wisconsin, Amerika Serikat (AS). Trump menuding di distrik itu ada penyimpangan.
Di Wisconsin, Trump menuduh ada "penyimpangan terburuk" meskipun tidak ada bukti aktivitas ilegal yang ditunjukkan oleh kubunya.
Dilansir dari Associated Press (AP), Kamis (19/11/2020), penghitungan ulang akan dilakukan di distrik Milwaukee dan distrik Dane mulai Jumat (20/11) waktu setempat dan harus dilakukan selambat-lambatnya hingga 1 Desember.
Capres Demokrat, Joe Biden, diketahui menerima total 577.455 suara di kedua distrik tersebut, mengungguli 213.157 suara untuk Trump. Biden memenangkan seluruh negara bagian Wisconsin dengan selisih 20.608 suara atas Trump, berdasarkan hasil penghitungan yang dilaporkan dua distrik itu.
Hasil resmi menegaskan kembali kemenangan Biden di Wisconsin setelah pemilih di negara bagian itu memberikan suara mereka dalam jumlah yang mencetak rekor, kata juru bicara kampanye Biden, Nate Evans.
"Penghitungan ulang yang dipilih-pilih dan dilakukan secara selektif di Milwaukee dan Dane County tidak akan mengubah hasil ini," tegasnya.
Milwaukee County adalah distrik terbesar di Wisconsin dan dihuni 27 persen warga kulit hitam, lebih banyak daripada distrik-distrik lainnya. Sementara Dane County merupakan lokasi bagi Madison, ibu kota negara bagian Wisconsin, dan lokasi kampus unggulan Universitas Wisconsin.
"Warga Wisconsin berhak mengetahui apakah proses pemilihan mereka berjalan dengan cara yang sah dan transparan," kata pengacara Wisconsin, Jim Troupis, yang bekerja dengan tim kampanye Trump.
"Sayangnya, integritas hasil pemilihan tidak dapat dipercaya tanpa penghitungan ulang di dua distrik ini dan penegakan aturan seragam untuk absentee ballot di Wisconsin. Kita tidak akan tahu hasil sebenarnya dari pemilihan hingga hanya suara sah yang dihitung."
Seperti dilansir CNN, Kamis (19/11/2020), cuitan terbaru Trump soal klaim menang pilpres dipostingnya pada Rabu (18/11) pagi waktu AS. Dia lagi-lagi menuliskan pesan menggunakan huruf kapital, yang menjadi ciri khas-nya jika sedang mengklaim sesuatu atau melontarkan tudingan.
Selain mengklaim menang pilpres, Trump juga kembali menuduh adanya kecurangan pilpres di berbagai wilayah AS, tanpa memberikan bukti secara jelas.
"...DAN SAYA MENANG PEMILIHAN. KECURANGAN PEMILIHAN DI SELURUH NEGARA INI!" cuit Trump via akun Twitter-nya.
Pihak Twitter pun lagi-lagi memberikan label peringatan pada cuitan Trump tersebut dengan menyatakan: "Sejumlah sumber menetapkan pemilihan ini secara berbeda."
Cuitan itu disampaikan Trump menanggapi tautan berita New York Times (NYT) yang menyebut Trump menerima 10,1 juta suara lebih banyak dalam pilpres tahun ini dibandingkan pilpres 2016 lalu. Laporan NYT itu bisa jadi benar, tapi di tengah rekor jumlah pemilih tertinggi dalam sejarah AS, Joe Biden berhasil unggul lebih dari 5 juta suara atas Trump.
Diketahui bahwa data penghitungan CNN menunjukkan Biden memperoleh total 79.377.094 suara (51 persen) dan Trump memperoleh 73.522.216 suara (47,2 persen). Selisih popular votes di antara keduanya mencapai 5.854.878 suara atau nyaris 6 juta suara.(dtk)