GELORA.CO - Teguran Presiden Joko Widodo kepada Luhut Binsar Pandjaitan dan Bahlil Lahadalia saat rapat terbatas diduga karena titik Presiden atas kinerja kolektif pemerintah yang tak kunjung membaik.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesian Political Opinion, Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/11).
Dedi menganalisa tekanan publik akibat gangguan ekonomi sebagai imbas pandemi virus corona baru (Covid-19) menjadi salah satu faktornya.
"Bisa saja ini titik jenuh Jokowi atas kinerja kolektif pemerintah yang tidak kunjung membaik. Luhut sejauh ini sangat mendominasi dan mempengaruhi kebijakan Presiden, bahkan mendapat porsi kepercayaan Presiden jauh lebih besar dari menteri lainnya," demikian kata Dedi, Rabu (4/11).
Menurut Dedi, teguran Jokowi secara terbuka itu juga dapat dimaknai sebagai ungkapan kekecewaan luar biasa pada orang kepercayaan seperti Luhut dan Bahlil yang membantunya di Kabinet.
"Bisa disimpulkan jika teguran Jokowi penanda kekecewaan luar biasa, sekaligus menandai kelelahan Presiden berada di lingkungan yang tidak mudah ia kendalikan," demikian kata Dedi. (*)