GELORA.CO - Dalam deklarasi Partai Masyumi, Ahmad Cholil Ridwan menceritakan PKS tidak bersedia menampung massa Persaudaraan Alumni (PA) 212. PA 212 merasa tidak ditolak oleh PKS.
"Tidak benar. Bahkan kami baru ketemu dengan petinggi PKS," kata Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Chaidir Bamukmin saat dimintai klarifikasi oleh wartawan, Sabtu (7/11/2020).
Dia menjelaskan PA 212 punya pertalian silaturahmi yang mesra dengan partai berlambang padi dan bulan sabit itu. PA 212 belum lama ini berkunjung ke ruang Fraksi PKS di gedung DPR, Senayan, Jakarta, bertemu Sekjen Aboe Bakar Alhabsyi.
"Hubungan PA 212 sampai saat ini baik-baik saja, bahkan saya dan kawan-kawan baru bertemu dengan Habib Aboe Bakar Alhabsy di DPR RI. Justru pertemuan itu direkomendasi oleh para petinggi kami guna melakukan silaturahmi dan penyampaian aspirasi kami dalam masalah kasus hukum yang menjerat orang-orang 212 yang dikriminalisasi," kata Novel.
Bahkan, pada masa Pemilu 2019, katanya, para alumni 212 dan FPI, ormas pendukung 212, juga banyak yang maju menjadi wakil rakyat lewat PKS.
"Ketika pileg pun orang-orang PA 212 dan FPI maju sebagai caleg dari PKS," kata Novel.
PA 212 menyambut baik deklarasi Partai Masyumi, partai yang bubar pada era Presiden Sukarno. Namun Novel mengaku tidak terlalu tertarik masuk Masyumi untuk saat ini.
"Sampai saat ini saya pribadi belum tertarik bergabung dengan Partai Masyumi Reborn, karena perlu waktu untuk melihat arah yang jelas mau ke mana arahnya Partai Masyumi Reborn ini. Namun saya mendukung Partai Masyumi Reborn selama masih sejalan dengan spirit 212," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis, Ahmad Cholil Ridwan, telah mendeklarasikan Masyumi. Dia memberi pidato. Salah satu isi pidatonya adalah cerita bahwa PKS tidak mau menampung PA 212 dan eks anggota Partai Bulan Bintang (PBB). Kondisi itu membuat Masyumi harus lahir kembali.
"Insyaallah Masyumi satu-satunya yang menjadi tumpuan kita karena kita pernah berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid ketika saya sakit, ngobrol dua jam dan saya minta PKS menampung massa 212, massa eks PBB. Beliau berpikir lama, akan musyawarah, akhirnya sekarang tidak ada kabar, maka saya berkesimpulan PKS tidak bersedia untuk menampung massa umat Islam 212 dan mantan aktivis PBB," kata Cholil di aula Masjid Furqon, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, tadi.
PKS lewat Hidayat Nur Wahid juga telah menepis bahwa partainya menolak PA 212 dan mantan anggota PBB. Dia menyayangkan narasi penolakan dari PKS yang tidak benar itu menjadi latar belakang berdirinya Masyumi. Kesimpulan Cholil Ridwan dinilainya melompat tanpa tindak lanjut terlebih dahulu.
"Prinsipnya, tidak benar kalau kami dikatakan tidak siap menampung. Kesimpulan itu saya kira tidak tepat, kesimpulan yang mengatakan kami tidak bersedia menampung massa umat Islam yang ada di PA 212," kata politikus PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) saat dimintai klarifikasi(dtk)