GELORA.CO - Presiden Joko Widodo menyampaikan keprihatinannya atas masih banyaknya intoleransi beragama dan kekerasan atas nama agama yang terjadi di dunia, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang membutuhkan persatuan.
Untuk itu, Jokowi menyampaikan pentingnya menjaga kemajemukan dan toleransi ketika berbicara dalam KTT ASEAN-PBB ke-11 pada Minggu (15/11) yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkap, Jokowi menyampaikan perlunya persatuan, persaudaraan, dan kerja sama untuk mengatasi Covid-19 dan tantangan global lainnya. Alih-alih intoleransi yang mencabik harmoni dan menyuburkan radikalisme serta ekstremisme.
"Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia menyampaikan kebebasan berekspresi tidak bersifat abolut," kata Retno dalam konferensi pers virtual usai mengikuti pertemuan.
"Nilai, lambang, dan sensitivitas agama harus selalu dihormati," tambah dia.
Di saat yang sama, Retno melanjutkan, Indonesia juga mengutuk berbagai kekerasan dengan alasan apapun. Selain itu, Indonesia menggarisbawahi bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan agama.
"Presiden mengajak Sekretaris Jenderal PBB (Antonio Guterres) untuk terus bekerja sama memperkuat toleransi, mencegah ujaran kebencian, dan menolak kekerasan atas alasan apapun," tekannya.
Retno mengungkap, pernyataan Jokowi mendapat tanggapan positif dari Sekjen PBB. (*)