Sempat Operasi Otak, Legenda Sepak Bola Maradona Meninggal Dunia, Terungkap Ini Penyebabnya

Sempat Operasi Otak, Legenda Sepak Bola Maradona Meninggal Dunia, Terungkap Ini Penyebabnya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Legenda sepak bola Maradona dikabarkan meninggal dunia pada usia 60 tahun.

Kabar duka kembali menyelimuti pencinta sepak bola dunia.

Diego Armando Maradona atau yang akrab disapa Maradona meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020).

Legenda sepak bola asal Argentina tersebut meninggal dunia pada usia 60 tahun.

Dilansir dar BBC, Maradona dikabarkan meninggal dunia di kediamannya akibat serangan jantung.

Sebelum meninggal dunia, Maradona ternyata sempat menjalani operasi otak.

Dia menjalani operasi yang sukses pada pembekuan darah otak pada awal November dan harus dirawat karena ketergantungan alkohol.

Salah satu pemain terhebat sepanjang masa, Maradona adalah kapten ketika Argentina memenangkan Piala Dunia 1986, menghasilkan serangkaian penampilan individu yang luar biasa.

Dia bermain untuk Barcelona dan Napoli selama karir klubnya, memenangkan dua gelar Serie A bersama tim Italia itu.

Operasi otak

Legenda Argentina, Diego Armando Maradona dilaporkan sudah menjalani operasi otak dengan sukses.

Operasi itu dilakukan setelah dia mengalami pembekuan darah di otak kata dokter yang menanganinya.

Pemain yang membawa timnas Argentina juara Piala Dunia 1986 tersebut dirawat di Klinik Ipensa di Buenos Aires, sejak Selasa (3/11/2020) karena menderita anemia dan dehidrasi.

Dokter pribadi Maradona, Leopoldo Luque mengatakan, bahwa ia sudah berhasil mengatasi operasinya dengan baik.

Maradona yang baru saja berulang tahun ke-60, sekarang akan tetap di bawah pengawasan, kata Dr Luque.

Maradona dipindahkan ke Klinik Olivos di La Plata, di mana dioperasi dilakukan pada pukul 20:00 waktu setempat oleh Dr Luque, yang merupakan seorang ahli bedah saraf.

Proses operasi pembekuan darah di otak memakan waktu sekitar 80 menit.

Maradona saat ini melatih klub papan atas Argentina, Gimnasia y Esgrima.

Ia menghadiri pertandingan klubnya melawan Patronato pada Jumat (30/10/2020) saat ulang tahun Ke-60.

Pendukung Gimnasia y Esgrima berkumpul di luar rumah sakit dengan membawa pesan dukungan untuk mantan penyerang nomor wahid di dunia itu.

Begitu hasil operasi diumumkan, sekelompok penggemar di luar mulai meneriakkan namanya, menurut laporan Reuters seperti diwartakan Antaranews, Rabu (4/11/2020).

Mantan klubnya Napoli yang ia bantu untuk meraih dua gelar Serie A, sudah memberikan pesan dukungan melalui media sosial.

Takut Terpapar Corona

Sebelumnya, Maradona dilaporkan tengah melakukan isolasi mandiri.

Pasalnya, salah satu pengawal pribadi mantan bintang Napoli FC mulai menunjukkan gejala virus yang berasal dari Kota Wuhan, Cina tersebut.

“Salah satu pengawal menunjukkan gejala Covid-19 dan langsung dikarantina sekaligus dites. Selama belum ada pemberitahuan lebih lanjut, Maradona akan mengisolasi diri di rumah.

Hal ini untuk jaga-jaga supaya tidak tertular,” kata salah satu sumber dikutip dari AFP, Rabu (28/10/2020).

Lebih lanjut, Maradona juga dijadwalkan akan menjalani rapid test atau tes cepat pada Kamis (29/10/2020).

Hal ini dilakukan guna mengetahui kondisi kekebalan tubuhnya terhadap virus tersebut.

Sebagaimana diketahui, Maradona memiliki peran penting ketika membawa timnas Argentina menjadi juara Piala Dunia 1986 di Meksiko, setelah mengatasi perlawanan Jerman dengan skor 3-2.

Saat ini, Maradona berkarir sebagai pelatih klub sepak bola divisi satu Argentina, Gimnasia y Esgrima La Plata.

Jumat (30/10/2020), Gimnasia y Esgrima La Plata dijadwalkan akan menghadapi kekuatan Patronato dalam lanjutan kompetisi divisi satu Argentina.

Beberapa pekan sebelumnya, Maradona dilaporkan juga terpaksa melakukan isolasi mandiri.

Kala itu, keputusan untuk segera melakukan karantina setelah salah satu pemain Gimnasia positif terjangkit virus Corona.

Tak hanya sebatas isolasi mandiri, Maradona juga terpaksa melewatkan sesi latihan bersama dengan timnya.

Seperti diketahui, Maradona beresiko tinggi terkena komplikasi virus corona jika sampai terinfeksi.

Karena, dia memiliki riwayat kesehatan yang buruk akibat penyalahgunaan narkotika dan alkohol.

Selain itu, pria berusia 59 tahun itu juga mengidap penyakit hepatitis dan sudah dua kali mengalami serangan jantung.

Sementara itu, Argentina sejauh ini sudah mencatat lebih dari satu juta kasus Covid-19.

Di mana sebanyak 29.000 orang mengalami kematian dari total populasi 44 juta jiwa.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita