GELORA.CO - Pemeriksaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hingga memakan waktu sekitar 9 jam mengesankan aparat kepolisian berupaya melayani kepentingan Istana.
Hal tersebut diungkapkan pengamat politik Rocky Gerung pada tayangan video pada kanal YouTube Rocky Gerung Official Rabu 18 November 2020.
"Itu buat apa dan berjam-jam untuk hal yang sepele, tinggal baca aturannya. Jadi terlihat bahwa polisi terpaksa memperpanjang pemeriksaan itu karena berupaya untuk melayani kepentingan Istana," kata filsuf ini.
Ia mengatakan, Istana mengharapkan agar Anies Baswedan diberi hukuman. Padahal, polisi mengerti hal itu sangat tidak mungkin lantaran sifat undang-undang yang dimaksud tidak memiliki kekuatan hukum.
Rocky pun menyoroti pihak Istana yang dinilainya kalang kabut saat mengurusi sejumlah permasalahan, khususnya terkait Habib Rizieq Shihab dan Anies Baswedan.
Hal itu terjadi lantaran menurutnya Pemerintahan Jokowi tidak memiliki kemapuan untuk mengelola informasi publik.
"Terlihat bocor terus kemampuan istana mengelola informasi," kata Rocky.
Kemunduran pengelolaan informasi itu terjadi seiring dengan berkurangnya pihak-pihak yang mendukung Pemerintahan Jokowi.
Rocky Gerung menuturkan, saat ini pendukung Istana hanya dua, yakni para buzzer influencer dan komisaris relawan.
"Karena pendukung istana cuma 2. Satu adalah buzzer dan influencer. Dua adalah komisaris relawan yang tidak punya kemampuan analisis. Presiden Jokowi tertipu oleh pembantunya sendiri sehingga muncul blunder," tukas Rocky.
Selanjutnya, Rocky mengomentari Istana yang tak lagi terlihat wibawa di hadapan pers dan media.
Disebutkan, pihak istana setiap konferensi pers selalu datang dengan wajah pucat pasi dan tegang. Hal itu menurut dia semakin menegaskan bahwa Istana berantakan.
"Kita enggak lihat kecerdasan setiap kali satu komponen istana sudah di depan pers. Wajahnya pucat pasi, ototnya tegang, kelihatan kalau istana berantakan. Dilihat dari wajah, bahasa tubuh, ataupun kalimatnya," ucap dia.
Soal langkah Pemerintahan Jokowi selanjutnya, ia memprediksi Istana akan mencari cara lain untuk mendiamkan Habib Rizieq.
Soalnya akar masalah sebenarnya dalam pemanggilan Anies Baswedan adalah pembungkaman kepada Imam Besar FPI itu.
"Pasti akan dicari cara baru karena intinya sebetulnya mendiamkan Habib Rizieq, yang lain-lain batu loncatan aja," katanya.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku dicecar sekitar 30 pertanyaan oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Anies Baswedan keluar dari Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya sekira pukul 19.24 WIB. Setelah sebelumnya dia diperiksa sejak pukul 09.43 WIB.***