Rocky Gerung: Rezim Ajak Habib Rizieq Upacara Hari Pahlawan, Keren Indah Sekali

Rocky Gerung: Rezim Ajak Habib Rizieq Upacara Hari Pahlawan, Keren Indah Sekali

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan kepulangan Habib Rizieq Syihab ini seharusnya jadi momentum penting bagi pemerintahan Jokowi. Menurutnya bakal sangat keren, jika rezim Jokowi menyambut Habib Rizieq dan mengajaknya dalam upacara bersama Hari Pahlawan 10 November.

Namun sayangnya, Rocky tak melihat gelagat pemerintahan Jokowi bakal menyambut kepulangan Habib Rizieq dengan positif. Malah sebaliknya, pemerintah cenderung takut dan khawatir dengan pulangnya si Imam besar FPI tersebut.

Harusnya bujuk Habib Rizieq

Rocky berpandangan fakta realitas sosial politik saat ini menempatkan Habib Rizieq sebagai pemimpin potensial, sesuai dengan analisis Badan Intelijen Negara (BIN).

Namun pemerintahan Jokowi malah mengganjal potensi Habib Rizieq ini. Berbagai upaya ingin membalikkan agar tokoh FPI itu tak bisa meroket menjadi pemimpin alternatif.

“Kalau Habib Rizieq bisa kumpulkan massa seharusnya ada kegiatan diplomasi supaya membujuk agar (dia) membantu tugas negara. Orang jemput Habib Rizieq bukan organisasi tapi kerinduan ingin disapa Habib Rizieq,” katanya dalam kanal Youtube Rocky Gerung, dikutip Senin 9 November 2020.

Rocky menilai negara berupaya menghalangi umat untuk bertemu dengan Habib Rizieq dan sebalinya sebagai pemimpin, Habib Rizieq dihalangi ingin menyapa umatnya. Padahal seharusnya momentum pulangnya Habib Rizieq bisa dijadikan titik balik bagi pemerintahan Jokowi.

Habib Rizieq diajak upacara Hari Pahlawan

Pengamat dan aktivis Rocky Gerung. Foto Instagram @rockygerung.ofc
Alih-alih menghalangi, Rocky mengimpikan pemerintah Jokowi malah menggandeng tokoh FPI itu untuk diajak bersama berupacara Hari Pahlawan. Kalau itu terjadi, Rocky, bilang keren banget menunjukkan semangat solidaritas bukan kekuasaan.

“Apa nggak keren tuh, upacara Hari Pahlawan, Gatot dapat kalung (Bintang Mahaputera), Habib Rizieq dapat kalungan bunga, itu kan indah sekali bukan. Ngaco cara berpikir istana itu, kalau nggak mau clear-kan dengan merawat persaudaraan warga negara,” jelasnya.

Inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu meyakini momentum 10 November sangat mungkin menjadi momen meredakan ketegangan dengan sama-sama datang ke makam pahlawan membuat acara bersama.

“Terlihat ada momentum tapi nggak bisa dimanfaatkan, Gatot dikasih medali tapi Syahganda lihat di TV sambil diborgol. Habib Rizieq turun di Cengkareng dapat kembang dari masyarakat dicintainya. Negara tak cintai kontras kan?” ujarnya.

Rocky mengatakan mau diapakan bagaimanapun saat ini fakta sosial politik telah menempatkan Habib Rizieq sebagai pemimpin alternatif dan panutan publik.

Makanya tak heran kalau ada polling ringan-ringan, Habib Rizieq menokoh.

“Bagaimanapun dia itu tokoh, itu fakta sosio historis. Punya pengaruh, itu nggak mau diambil negara, karena negara arogan atau ada rasa malu, negara menghalangi kembali ke republik. Kejengkelan psikologi publik itu akhirnya terbaca dalam polling sederhana. Mahfud dianggap bukan negarawan. Dalam definisi apapun dia (Habib Rizieq) negarawan. Dia pulang,” jelasnya. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita