GELORA.CO - Sejumlah prajurit TNI mencopot atribut berupa baliho bergambar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab. Saat mencopot baliho itu, prajurit TNI sempat dihalangi Laskar FPI bersama sejumlah warga.
Pantauan di depan markas FPI, Jalan KS Tubun, Jakarta Barat, Jumat (20/11/2020), sekitar pukul 14.50 WIB sejumlah prajurit TNI menggunakan mobil dinas bertulisan 'Koramil-03/GP' mendatangi kawasan Petamburan. Mereka kemudian mencopot baliho dan bendera FPI.
Baliho itu terpampang di depan Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, yang notabene merupakan markas FPI dan kediaman Habib Rizieq. Mereka mencopot baliho bergambar Habib Rizieq, kemudian diangkut ke dalam mobil dinas.
Sejumlah anggota laskar FPI dan warga yang berada di sekitar lokasi kemudian mendatangi prajurit TNI yang sedang mencopot baliho Habib Rizieq. Mereka mencoba menghalangi prajurit TNI dan hendak merebut baliho yang sudah diamankan.
Sejumlah prajurit TNI mencopot baliho bergambar pemimpin FPI Habib Rizieq di depan markas FPI, Petamburan, Jakpus, Jumat (20/11/2020).
Sejumlah prajurit TNI mencopot baliho bergambar Habib Rizieq di depan markas FPI (Tim detikcom)
"Woi, lu," teriak salah seorang dari mereka.
Namun prajurit TNI itu tetap membawa baliho yang sudah mereka copot. Ada sejumlah baliho yang sempat diambil kembali oleh laskar FPI dan warga.
Prosesi pencopotan baliho Habib Rizieq oleh prajurit TNI itu hanya berlangsung sekitar lima menit. Setelah mencopot dan membawa baliho Habib Rizieq, prajurit TNI kemudian meninggalkan lokasi menuju arah Tanah Abang.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman angkat bicara soal viralnya video yang menunjukkan baliho bergambar wajah Habib Rizieq Syihab diturunkan orang berseragam loreng. Mayjen Dudung menyatakan penurunan baliho itu memang atas perintahnya.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq itu perintah saya. Karena berapa kali Pol PP menurunkan, dinaikkan lagi. Perintah saya itu," kata Mayjen Dudung, Jumat (20/11).
Dudung menegaskan ada aturan yang harus dipatuhi terkait pemasangan baliho. Ia meminta tidak ada pihak yang seenaknya sendiri dan merasa paling benar.
"Kalau siapa pun di republik ini, ini negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau masang baliho udah jelas ada aturannya, ada bayar pajak, dan tempat ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, nggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya," tegasnya. (*)