GELORA.CO - Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia rupanya mengundang berbagai pandangan pro dan juga kontra dari masyarakat Indonesia.
Belum genap seminggu berada di Indonesia, nama Habib Rizieq Shihab terus disorot berbagai kalangan, dari mulai media lokal maupun Internasional.
Namun, di balik ramainya polemik kepulangan Habib Rizieq Shihab, pengacara Hotman Paris Hutapea baru saja mengungkap kabar yang membuat geger para pengikutnya di Instagram.
Lewat unggahan foto terbarunya, Hotman Paris menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan Habib Rizieq Shihab di bandara.
Tak hanya sekedar berpapasan, Hotman Paris juga mengaku dirinya berada di satu pesawat yang sama dengan Imam Besar FPI itu.
"Beliau bukan klien Hotman dan Bukan sahabat Hotman tapi dulu secara kebetulan temu Beliau dan para asistennya di bandara dan secara kebetulan satu pesawat ke surabaya!," ujar Hotman Paris seperti dikutip dari laman Instagram @hotmanparisofficial pada 15 November 2020.
Dalam unggahan yang sama, Hotman Paris secara blak-blakan mengaku bila dirinya dikagumi oleh Imam Besar FPI serta para asistennya itu.
"Ternyata beliau dan para asistennya ngefans sana Gus Hotman! Hotman bukan pengacara dari beliau!! awas kamu kamu jangan buat berita hoax lagi!!," kata Hotman Paris.
Menitup unggahannya, pengacara kondang ini kemudian menuturkan dirinya memiliki banyak penggemar yang datang dari berbagai kalangan.
"Fans hotman dari semua kalangan bahkan sudah banyak Pesantren undang Gus Lora Hotman Paris," ucapnya mengakhiri keterangan foto.
Seperti diketahui, pengacara kondang Hotman Paris memang terkenal dekat dengan beberapa tokoh muslim di Indonesia.
Pada tahun 2019 silam, Hotman Paris Hutapea bahkan mendapat gelar Gus Lora dari Ketua Nahdlatul Ulama (NU) KH Said Aqil Siradj.
Pemberian gelar ini bertepatan dengan acara bertajuk 'Silaturahmi Nasional Bu Nyai Nusantara' di Surabaya, Minggu, 14 Juli 2019.
Menurut Said Aqil, gelar itu diberikan kepada Hotman Paris karena pengacara berdarah batak itu telah berpihak kepada masyarakat, terutama wanita dan rakyat kecil yang terzalimi.***